Survei: 98,8 Persen Publik Sadar Virus COVID-19 Ancam Kehidupan

Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M N Kanwa

VIVA – Sudah hampir 5 bulan, wabah Corona atau COVID-19 melanda Tanah Air. Total sementara kasus sudah melebihi 100 ribu hingga Senin, 27 Juli 2020.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Survei nasional yang dirilis Cyrus Network melaporkan hampir lima bulan ini ada suara publik yang ingin kembali bekerja untuk melanjutkan hidup. Publik sadar adanya pandemi COVID-19 mengancam kehidupan mereka.

"Sebanyak 98,8 persen publik tahu, sadar dengan keberadaan virus Corona mengancam kehidupan mereka," ujar CEO Cyrus Network, Eko Dafid Afianto dalam penjelasan survei secara virtual, Senin, 27 Juli 2020.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Baca Juga: Ketua KPK Tegaskan Korupsi Dana COVID-19 Akan Dihukum Mati

Eko menjelaskan, publik sudah mengetahui bahaya Corona dengan sosialisasi pemerintah terkait protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan secara luas. Namun, memang dalam penegakan aturan di setiap daerah berbeda-beda, tak ada kesamaan. "Pemberlakuan protokol COVID-19 sesuai arahan pemerintah diaplikasikan di lingkungan masyarakat dengan cara berbeda-beda," ujarnya.

Gawat, Ratusan Kucing di Pulau Siprus Meninggal Akibat Coronavirus

Dia mengatakan, cara berbeda-beda ini seperti contoh di suatu daerah bahwa 60,7 persen responden mengaku sudah melaksanakan protokol COVID-19 sesuai instruksi pemerintah. Pun, hanya sekitar 29 persen responden merasa sebagian publik yang hanya menjalankan protokol COVID-19 secara disiplin. Sementara, sisanya tidak. 

"Hanya 9 persen responden mengaku kebiasaan hidup mereka hari ini tidak berbeda sama sekali dengan masa sebelum pandemi, tanpa protokol kesehatan sama sekali, " ujar Eko.

Terkait bantuan sosial, baik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga sudah diketahui 80 persen responden. Menurut Eko, dari survei diketahui bentuk bantuan sosial yang paling banyak adalah bantuan tunai 78,6 persen dan sembako 67 persen.

Kata dia, dari survei kemampuan pemerintah dalam mengorganisasikan pembagian bantuan tunai maupun sembako sudah cukup baik. Meski demikian, 65,8 persen responden merasa bantuan-bantuan tersebut tak mencukupi kehidupan harian mereka selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pun, ia menyebut ada catatan menarik selama PSBB. Ia mengatakan, hanya 48,4 persen yang bisa memanfaatkan waktu di rumah untuk bekerja atau belajar secara online

Menurut dia, sisanya yaitu aktivitas publik hanya sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga, melakukan silaturahmi online, atau belanja online. "Mungkin itu pula sebabnya, 74,6 persen responden ingin segera kembali bekerja seperti semula untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, " ujar Eko. 

Survei Cyrus Network ini digelar pada 16-20 Juli 2020. Dalam survei ini, Cyrus Network juga melibatkan Guru Besar IPB, Prof. Dr Khairil Notodiputro dan Pengamat Kebijakan Publik Untirta, Riswanda Ph.D sebagai tim ahli. 

Adapun survei juga mencuplik responden sebanyak 1.230 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Lalu, margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,85 persen.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya