Beberapa Daerah Siapkan Pembukaan Sekolah Tatap Muka pada Agustus

Hari pertama sekolah di tengah pandemi Covid-19 (foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kegiatan belajar mengajar pasca COVID-19 melanda Tanah Air sejak Maret 2020, lebih sering dilakukan secara online. Lantaran, sekolah-sekolah ditutup guna menghindari penyebaran virus ini.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Namun, setelah beberapa bulan sekolah tutup, beberapa daerah kini mulai mencoba untuk menerapkan sistem belajar tatap muka. Tetapi, tetap dengan protokol COVID-19 yang ketat. Pembukaan sekolah dengan tatap muka, juga masih akan dilakukan secara simulasi. 

Seperti Kota Bekasi, Jawa Barat. Bahkan di wilayah itu tidak hanya satu sekolah, tapi ada beberapa sekolah yang akan dibuka secara simulasi.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

SD Negeri Pekayon Jaya VI, di antaranya, yang melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah. Protokol yang diterapkan adalah siswa wajib mengenakan masker, menggunakan face shield atau pelindung wajah, dan jumlah murid di satu ruangan hanya separuh.

"Karena kami ditunjuk sebagai sekolah role model, makanya kami lakukan simulasi," kata Kepala SDN Pekayon Jaya VI Kota Bekasi, Endang Mulyaningsih.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Siswa yang masuk, harus melalui survei, termasuk sudah mendapat persetujuan dari kedua orangtuanya.

Keputusan ini diambil karena sesuai instruksi Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, agar sekolah percontohan bisa menguji coba sistem belajar tatap muka. Selain SDN Pekayon Jaya VI Kota Bekasi, ada beberapa sekolah negeri dan swasta lain yang melakukan uji coba.

Bahkan, untuk wilayah Jawa Barat, menurut Kepala Dinas Pendidikan, Dedi Supandi, ada beberapa sekolah di 257 kecamatan di wilayah Jawa Barat yang akan dibuka. Wilayah itu adalah yang zona hijau. Pembukaan akan dilakukan antara pertengahan atau akhir Agustus 2020. 

Wilayah lainnya yang tengah mempersiapkan pembukaan kembali sekolah tatap muka adalah Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Yang dibuka adalah SD dan SMP.

Namun, tidak semua sekolah di wilayah ini dibuka, baru satu kecamatan saja yakni Ujung Bulu. Pembukaan akan dilakukan pada pekan kedua Agustus 2020.

Untuk itu, para tenaga pendidik nantinya akan dilakukan rapid test, sebelum sekolah tatap muka dibuka kembali. Evaluasi dan monitoring tetap dilakukan, jika memang terjadi penularan COVID-19, maka akan dilakukan penutupan kembali.

"Namun jika kondisinya tetap aman, SD dan SMP di kecamatan lainnya juga akan segera dibuka," ujar Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali.

Dia berharap, dengan dibuka kembali sekolah tatap muka ini, siswa mendapat pengajaran yang lebih maksimal dari para gurunya. Saat ini, jumlah kasus positif COVID-19 di Bulukumba mencapai 241 orang.

Terdapat lima orang yang meninggal, dan sudah 232 sembuh. Jumlah kasus positif tersisa empat orang dan kini tengah isolasi mandiri.

Di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, menurut Bupati Nurhidayah, kemungkinan juga akan dibuka pada Agustus 2020. Daerah tersebut termasuk tinggi angka positif COVID-19.

Untuk itu, menurut dia, tidak semua wilayah diizinkan membuka kembali aktivitas sekolah secara tatap muka. Tetapi yang zona hijau, diizinkan dibuka lantaran banyak orangtua siswa yang mengeluh lantaran pengajaran online terlalu berat bagi mereka.

Meski begitu, pemerintah pusat tetap berharap pembukaan sekolah di daerah-daerah tetap harus memperhatikan dampak penyebaran COVID-19. Untuk itu, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta agar pemerintah daerah melakukan konsultasi dengan gugus tugas di pusat maupun masing-masing daerah, sebelum sekolah-sekolah tersebut diterapkan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

“Mengenai masalah penentuan zona yang diperbolehkan adanya Pertemuan Tatap Muka (PTM), saran kami agar gugus tugas pusat memberikan rekomendasi secara umum. Tapi, secara spesifik gugus tugas masing-masing (daerah) yang memberikan rekomendasi, namun diskresinya tetap kepada dinas (pendidikan) daerah masing-masing," kata Tito melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 4 Agustus 2020. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya