Erick Thohir Jelaskan 3 Fokus Indonesia Sehat, Bekerja dan Tumbuh

Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPCPEN, Erick Thohir menjelaskan, pihaknya memiliki tiga fokus utama yang meliputi program Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Tumbuh.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

"Program Indonesia Sehat meliputi sejumlah hal, mulai dari sosialisasi perubahan perilaku secara luas yang melibatkan seluruh stakeholders dan komunitas masyarakat, akselerasi tes PCR serta lacak dan karantina secara nasional," kata Erick dalam keterangan tertulis," dikutip Selasa, 11 Agustus 2020.

Selain itu, ada juga program terapi penyembuhan berkelanjutan, mengubah zona merah menjadi kuning dan hijau dengan prioritas di 8 provinsi, serta mempersiapkan masyarakat dan pilkada aman COVID-19 untuk daerah yang akan ikut Pilkada 2020.

7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Kulit

Baca juga: Jadi Ketua Pelaksana Satgas COVID-19, Erick Thohir: Peran BUMN Vital

Kemudian, kata dia, merencanakan program kerja sama pembuatan dan pendistribusian imunisasi vaksin dan obat-obatan pembentuk anti bodi dan daya tahan tubuh dalam satu tahun berikutnya dan pemanfaatan satu data untuk penanganan COVID-19 dan kesehatan. Lainnya adalah memaksimalkan peran layanan kesehatan primer pengkhususan rumah sakit untuk pelayanan COVID-19 di setiap daerah.

Kemenag Bekali Pelatihan Guru dan Pengawasan RA untuk Cegah Stunting Melalui PAUD HI

Lalu menyediakan pelayanan berkualitas dan terjangkau dengan pendekatan keluarga, pengendalian penyakit tidak menular terintegrasi, percepatan kemandirian alat kesehatan dan obat dalam negeri, hingga transformasi sistem kesehatan dan BPJS berkualitas.

Sementara untuk program Indonesia Bekerja, Erick merinci bahwa hal itu meliputi bantuan UMKM produktif, bantuan kredit dan subsidi bunga UMKM, subsidi gaji melalui BPJSTK, penyaluran bantuan untuk Pra Kerja, dan bantuan sosial tambahan.

Ada juga subsidi listrik untuk kelompok berpenghasilan rendah dan relaksasi abodemen listrik, penyaluran kredit untuk usaha informal, program padat karya pangan oleh Kementan, Perikanan, PUPR dan program padat karya pedesaan dalam rangka peningkatan produktivitas pangan, program irigasi, embung, jalan, pertanian dan pembangunan desa, serta program Percepatan Penyerapan Tenaga Kerja.

"Dalam Indonesia Bekerja, ada bantuan UMKM produktif yang mudah-mudahan dalam satu-dua minggu ini diumumkan 12 juta untuk mikro retail akan dibantu Rp2,4 juta, kurang lebih (anggarannya) Rp28,8 triliun," ujar Erick.

Selain itu Erick menyinggung soal bantuan kredit dan subsidi bunga UMKM yang sebenarnya sudah berjalan, namun akan kembali dievaluasi. Presiden Jokowi juga mendorong peningkatan program padat karya, dan memutuskan beberapa program strategi nasional yang ada di sejumlah kementerian menjadi padat karya. 

Pemerintah juga memiliki sejumlah strategi dalam mendorong pertumbuhan, dengan meningkatkan perdagangan dari sektor maritim. 

"Ada dua negara yang pertumbuhan ekonomi dan kelas menengahnya terus naik yaitu Kuwait dan India, itu kita suplai apa yang jadi kebutuhan, jangan ke Eropa terus," kata Erick.

Pemerintah, lanjut dia, pula mendorong pengusaha lokal untuk mengisi ruang investasi yang disiapkan pemerintah, di mana pemerintah telah menyediakan kawasan industri Batang dan Subang yang dapat diisi para investor lokal dan asing. 

Sedangkan program Indonesia Tumbuh terdiri atas program mendorong ekonomi maritim melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama, akselerasi ekonomi sumber daya alam, peningkatan penerimaan melalui cukai rokok, plastik, BBM, kendaraan, dan transformasi penerimaan perpajakan.

"Kita sebagai pelaksana ingin memastikan bahwa kita telah melakukan percepatan, dukungan dan juga tentunya menyinkronisasi program yang tidak hanya di komite tapi di seluruh kementerian," ujar Erick.

Terlepas dari stimulus sebesar Rp695 triliun yang sudah diberikan, Erick mengatakan bahwa kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, yang memiliki mata anggaran tidak produktif dan efektif, bisa merelokasinya untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi. Erick menyebut, keterlibatan kejaksaan, BPKP, hingga Polri, sebenarnya tak terlepas dari upaya mendorong percepatan penyerapan anggaran tersebut.

Erick pun meminta dukungan masyarakat untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan, karena bila kesehatan tidak pulih, ekonomi juga akan sulit untuk bangkit. "Tanpa dukungan masyarakat, protokol kesehatan hanya digaungkan tanpa dilaksanakan itu juga tidak akan berdampak," ujarnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya