Benny Ancam Pecat Pegawai BP2MI yang Ketahuan Anti-Pancasila

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani
Sumber :
  • Reza Fajri

VIVA – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, mengancam bakal memecat Aparatur Sipil Negara (ASN) di internalnya yang ketahuan anti dengan ideologi Pancasila. Jika memang ada, dia mempersilakan mereka untuk segera keluar dari BP2MI secepatnya.

Lebaran Aman dari Gangguan Terorisme, Komisi III DPR Apresiasi BNPT

Hal itu dikatakan Benny dalam upacara Pernyataan Kesetiaan Terhadap Ideologi Pancasila bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, di Jakarta, Kamis 13 Agustus 2020.

"Saya akan mempersilakan untuk keluar dari ASN di BP2MI bilamana di kemudian hari saya menemukan jajaran BP2MI yang terbukti melakukan pengkhianatan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara, dengan cara ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan penyebaran sikap anti terhadap Pancasila dan penyebaran ideologi lain selain Pancasila," kata Benny, Kamis 13 Agustus 2020.

Paket Lebaran TKI Tertahan di Surabaya, BP2MI Minta Segera Dibebaskan

Baca juga: Warga Tak Bermasker di Malang Siap-siap Diganjar Sanksi Sosial

Benny selanjutnya memerintahkan pejabat Eselon I dan II serta perwakilan pegawai lainnya, untuk menandatangani pernyataan tersebut. Dia juga geram dengan adanya pejabat yang tidak hadir di pernyataan ini.

Pentingnya Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Santri

"Saya tahu, saya mendengar ada pegawai yang dinas pada hari ini, saya tidak tahu apakah entah karena kesengajaan, bentuk pembangkangan atau ada hal lain, dan saya minta atasan masing-masing untuk mengabsen seluruh staf di bawahnya, dan besok rekap data tersebut harus sudah ada di meja saya," ujar Benny.

Salah satu poin dalam pernyataan adalah berjanji menentang keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme. Dia menyebut, pengaruh paham radikal dari negara lain sudah banyak menyebar lewat internet maupun media sosial lainnya. Untuk itu dia akan bersikap tegas dan keras, terhadap mereka yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan idiologi Pancasila.

"Lewat sosial media, lewat YouTube dan lain-lain sangat mudah didapatkan (paham radikal). Ditambah lagi kuatnya politisasi agama dan politisasi identitas yang dilakukan oleh para politisi busuk yang melakukan segala upaya untuk meraih kekuasaan," kata Benny. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya