Logo BBC

Laksamana Maeda, Perwira Jepang yang Bantu Proklamasi Kemerdekaan RI

MUNASPROK
MUNASPROK
Sumber :
  • bbc

Perumusan naskah proklamasi

Memasuki 17 Agustus 1945 tengah malam, puluhan tokoh pemuda serta anggota PPKI telah berkumpul di rumah Laksamana Maeda.

Proses perumusan naskah proklamasi dilakukan oleh Sukarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo di ruang makan, sedangkan yang lainnya menanti di ruang besar.

"Bung Karno ingin Bung Hatta yang mendikte karena Bung Hatta yang paling tertib bahasanya. "You diktein, saya tulis" kata Bung Karno. Makanya ada corat-coret. Ada Soebardjo juga bertiga mereka merumuskan," kata Bonnie.

Seusai merumuskan naskah proklamasi, Sukarno melangkah ke ruang besar di rumah Laksamana Maeda, tempat berkumpul 40 sampai 50-an orang.

Hatta mengusulkan agar mengikuti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat yang founding fathers-nya meneken semua.

"Kemudian Sukarni datang dengan usul dua orang saja yang tandatangan, Sukarno dan Hatta, tapi atas nama rakyat Indonesia. Ya sudah disetujui," kata Bonnie.

Setelah disepakati siapa yang harus menandatangani apa saja yang harus diubah dan sudah sepakat, Sukarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan didampingi wartawan BM Diah.

Namun, masalah muncul. Laksamana Maeda tidak memiliki mesin ketik dengan huruf Latin, tapi huruf kanji.

Berdasarkan kesaksian Satsuki Mishima, selaku asisten rumah tangga di kediaman resmi Maeda, bahwa atas perintah Maeda, dia berusaha untuk mencari dan meminjam sebuah mesin ketik dari Konsulat Jerman.

"Di sana ada Mayor Kandelar. Akhirnya mesin ketik Angkatan Laut Jerman itulah yang digunakan untuk mengetik naskah Proklamasi," tutur Jaka Perbawa, kurator koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.