Nama-nama Calon PDIP di Pilkada Surabaya Dinilai Tiada yang Luar Biasa

Ilustrasi-Pelaksaan Pilkada Serentak di Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Peneliti senior dan analis data politik Surabaya Survey Center, Surokim Abdussalam, menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sangat berhati-hati dalam menentukan bakal pasangan calon untuk Pemilihan Kepala Daerah Surabaya. Sebagai partai yang memenangkan pilkada lebih dari dua periode, PDIP berkepentingan menjaga tradisi kemenangan itu.

Pelanggaran Netralitas ASN Diprediksi Naik 5 Kali Lipat di Pemilu 2024

"Jangan lupa, menurut saya, Surabaya bagi PDIP dan Bu Mega, juga menjadi wilayah kehormatan setelah kalah di pilgub (Pilkada Jawa Timur) tahun lalu (2018), dan pilwali (Surabaya) adalah jalan untuk mengembalikan kehormatan itu, sehingga (PDIP) berhati-hati [menentukan figur siapa yang akan dicalonkan di Pilkada Surabaya]," katanya kepada VIVA pada Rabu, 19 Agustus 2020.

Hingga kini, PDIP belum mengumumkan siapa yang akan diusung di Pilkada Surabaya kendati masa pendaftaran sudah di depan mata, yaitu 4 September. Setidaknya empat nama yang berseliweran, yaitu tiga kader PDIP, Wishnu Sakti Buana, Armudji, dan anak Tri Rismaharini alias Risma, Fuad Benardi, kemudian birokrat yang disebut-sebut 'anak emas Risma, Eri Cahyadi.

Analisis Komunikasi Politik dalam Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati

Baca: Putra Pertama Risma Fuad Bernardi Maju Pilkada Surabaya 2020

Surokim menjelaskan, PDIP sangat berhati-hati karena terbebani tradisi kemenangan lebih dari dua kali secara berturut-turut di Pilkada Surabaya. "PDIP sepertinya ingin jagonya tidak biasa-biasa saja, dalam arti punya daya saing kuat untuk bisa menang, sehingga butuh pertimbangan lengkap," ujar Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura itu.

Pidato Wajah dan Fisik di Gelora Bung Karno

"Sementara secara faktual, nama-nama yang beredar hampir rata, belum ada yang excellent (luar biasa) yang bisa jadi jaminan PDIP menang mudah. Apalagi DPP dan Ketum (Megawati) pasti mempertimbangkan masukan banyak pihak, khususnya Bu Risma, dan pertimbangan menguatkan mental kader. Memang tidak mudah sehingga menjadi alot prosesnya," katanya.

Atas keadaan seperti itulah, dia menganalisis bahwa PDIP sedang menghitung secara cermat peluang untuk tetap bisa menjaga kemenangan di Surabaya. "Apalagi calon lain juga sudah jelas bisa jadi pembanding, maka pilihan mencari yang setanding, sebanding bahkan yang bisa mengungguli menjadi pilihan yang tidak mudah." 

PDIP batal mengumumkan rekomendasi pasangan calon gelombang keempat untuk pilkada serentak, termasuk Surabaya dan empat daerah lain di Jatim. Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Jatim, Deni Wicaksono, mengatakan bahwa pengumuman diundur sampai 24 Agustus 2020.

Di Surabaya, jagoan PDIP akan bertarung melawan bakal calon wali kota yang mantan Kepala Polda Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin. Ia diusung oleh koalisi jumbo berjumlah delapan partai, yaitu Nasdem, PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, dan PKS. Di luar itu, ada PSI dan beberapa partai nonparlemen yang belum menentukan sikap. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya