Tradisi Mubeng Beteng Malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta Ditiadakan

Tradisi Mubeng Benteng di Keraton Yogyakarta setiap malam 1 Suro
Sumber :
  • Twitter Kraton Jogja

VIVA – Keraton Yogyakarta meniadakan acara Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Mubeng Beteng yang biasa digelar di malam 1 Sura atau malam pergantian tahun baru Jawa 1 Sura Jimakir 1954, yang bertepatan dengan malam Tahun Baru Hijriah. Ditiadakannya acara Mubeng Beteng ini karena pandemi COVID-19 belum berakhir.

Pablo Benua Siap Pasang Badan dan Biayai Operasional Al Zaytun

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta Hadiningrat GKR Condrokirono dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan ditiadakannya tradisi Mubeng Beteng karena melihat kondisi saat ini. Ditiadakannya Mubeng Beteng, kata GKR Condrokirono, salah satunya untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 yang masih melanda Indonesia.

"Karena situasi yang tidak memungkinkan dan mengikuti peraturan pemerintah, maka untuk tahun ini Mubeng Beteng ditiadakan," ujar GKR Condrokirono, Rabu 19 Agustus 2020.

Saling Ejek, Rombongan Pawai Obor 1 Muharram Bentrok

Baca: Tahun Baru Islam, Bekasi Larang Pawai Obor dan Tablig Akbar

Tradisi Mubeng Benteng ini merupakan jalan memutari benteng Keraton Yogyakarta. Selama mengikuti prosesi Mubeng Beteng, peserta diharuskan untuk melakukan tapa bisu atau tidak berbicara.

Momentum 1 Muharram 1445 H, PPP Ajak Kader Lebih Dekat ke Masyarakat

Acara Mubeng Benteng ini biasa diikuti oleh para abdi dalem Keraton Yogyakarta dan masyarakat umum. Biasanya ada ribuan peserta dari masyarakat umum yang ikut dalam prosesi Mubeng Beteng ini.

Iringan Mubeng Beteng diawali dengan rombongan abdi dalem Keraton Yogyakarta yang memakai pakaian Jawa Peranakan. Para abdi dalem ini membawa sejumlah pusaka milik Keraton Yogyakarta dan sebuah bendera merah putih. Selama mengikuti prosesi Mubeng Beteng, para abdi dalem tidak memakai alas kaki saat berjalan.

Adapun rute perjalanan adalah berangkat dari Keben Keraton Yogyakarta menuju ke Jalan Rotowijayan, Jalan Kauman, Agus Salim, Wahid Hasyim, Suryowijayan.

Setelahnya melintasi pojok Benteng Kulon, MT Haryono, Mayjen Sutoyo, pojok Benteng Wetan, Brigjen Katamso, Ibu Ruswo, Alun-alun Utara dan kembali ke Keben. Total jarak yang ditempuh kurang lebih 5 kilometer.

Tradisi Mubeng Beteng dimulai kurang lebih pukul 00.00 WIB atau bersamaan dengan dibunyikannya lonceng Kyai Brajanala yang ada di regol Keben Keraton Yogyakarta. Lonceng Kyai Brajanala ini dibunyikan sebanyak 12 kali. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya