Hasil Diplomasi Vaksin COVID-19 ke China dan UEA Melebihi Harapan

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi
Sumber :
  • Twitter/Menlu_RI

VIVA – Dua negara dijajaki Indonesia untuk kebutuhan akan vaksin COVID-19, yakni China dan Uni Emirat Arab (UEA). Utusan Presiden Joko Widodo yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai melakukan kunjungan ke negara-negara itu menyampaikan laporan kepada Kepala Negara.

Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya

Retno menegaskan bahwa pengadaan vaksin COVID-19 yang dilakukan pemerintah saat ini adalah untuk kebutuhan di Tanah Air. Juga dalam rangka kepentingan jangka panjang.

Untuk sementara, kata Retno, pemerintah memprioritaskan 20-30 juta vaksin di awal tahun. Hal itu disampaikannya saat menyampaikan laporan kepada Presiden Jokowi, Senin 24 Agustus 2020, pada saat rapat terbatas di Istana Merdeka.

Menlu China Wang Yi Lakukan Pertemuan dengan Menlu Retno, Ini yang Dibahas

"Kalau teman-teman ingat, pada saat kita berbicara vaksin, maka ada dua pendekatan yang kita lakukan sekaligus, yakni pendekatan jangka pendek dan jangka panjang yang menuju kemandirian vaksin yang sedang dikembangkan oleh tim nasional kita yaitu vaksin Merah Putih," kata Retno usai rapat, Senin 24 Agustus 2020.

Baca juga: Jokowi Sebut Indonesia Bisa Ekspor Vaksin COVID-19 Bila Nanti Berlebih

Menlu Retno Marsudi Temui Wapres Klarifikasi soal Isu RI Akan Normalisasi Diplomatik Israel

Disampaikan Retno, dia sekaligus memberikan laporan ke Jokowi mengenai lawatannya ke China dan Uni Emirat Arab bersama Ketua Pelaksana Komite Penanganan dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, baru-baru ini. Dengan kedua negara tersebut, pemerintah Indonesia berbicara lebih lanjut mengenai kesepakatan pengembangan vaksin COVID-19.

"Kami melihat hasil kunjungan tersebut sangat baik dan bahkan melebihi harapan kita semula," ujarnya.

Retno memastikan, kunjungan itu memberi dampak yang semakin baik bagi Indonesia, dalam ketersediaan vaksin COVID-19. Dengan kerja sama itu, maka ketersediaan vaksin hingga 2021, menurut dia, bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hingga pengembangan vaksin produksi dalam negeri yang juga terus dilakukan.

"Dari kunjungan dua negara tersebut, dapat kami sampaikan bahwa untuk tahun 2020 yang telah kita secure, yang telah kita amankan adalah komitmen sebesar 20-30 juta vaksin. Sementara itu untuk tahun 2021, untuk kuartal I maka vaksin yang sudah dapat kita secure adalah antara 80-130 juta," jelasnya.

Hingga akhir 2021 diproyeksikan produksi vaksin menyentuh 290-340 juta. Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan serapan yang terus meningkat pada anggaran penanganan COVID-19.

Dana pemulihan ekonomi yang jumlahnya hampir Rp700 triliun, kata Airlangga, sudah cair sebanyak 25 persen. Sebelumnya, soal serapan ini sempat menjadi teguran Presiden Jokowi kepada para pembantunya di kabinet.

"Dibanding semester I kemarin Rp124,6 triliun, itu per Agustus sudah naik menjadi Rp173,98 triliun atau naik 18 persen. Nah, tentu agar perekonomian kita masuk dalam jalur positif maka dorongan anggaran ini harus terus didorong terkait dengan penyerapan," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya