Politikus PDIP Usulkan Gagasan Trisakti ABC untuk Kaum Muda

Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko.
Sumber :
  • VIVA/Rifki

VIVA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, mengusulkan gagasan dalam menyambut 100 tahun Indonesia merdeka di 2045. Menurut dia, gagasan ini utamanya untuk kaum muda yang saat ini tengah mencari tawaran alternatif tentang masa depan negeri.

8 Hakim MK Harus Deklarasi Bebas dari Tekanan Tangani Sengketa Pilpres 2024

“Kita tawarkan Trisakti ABC, yakni 3A (alami, asasi dan abadi), 3B (berdana, berdata, berdaya), dan 3C (cinta, cita, cipta). Konsep Trisakti ABC ini untuk menyelamatkan manusia melalui pengetahuan dan kesejahteraan,” kata Budiman kepada wartawan, Rabu, 26 Agustus 2020.

Baca juga: Teror Bom Molotov Kantor PDIP Dipicu Pembakaran Foto Habib Rizieq

Catatan Pencapaian Program Merdeka Belajar dalam Pendidikan di Indonesia

Ia menjelaskan, konsep 3A terkait gerakan selaras dengan alam, pemerataan akses ekonomi, dan keberlanjutan. Kemudian, konsep 3B terkait dengan penghasilan masyarakat yang mencukupi, terjamin hak atas data dan akses pengembangan diri.

“Sedangkan, 3C berhubungan dengan kemunculan generasi kaya ide-ide futuristik dan kemampuan menciptakan inovasi yang dipersembahkan kepada masyarakat luas,” ujar mantan anggota DPR periode 2014-2019 ini.

5 Daerah yang Pernah Ngotot Ingin Merdeka dari Indonesia, dari Aceh hingga Papua

Menurut dia, ikhtiar merancang Indonesia 2045 bukan semata seremonial tapi mesti menjadi sebuah gerakan bersama. Apalagi, saat ini era industri 4.0 di mana Indonesia masih punya peluang untuk menjadi pemain penting dalam artificial intelligence, quantum computer, dan block chain di masa depan.

“Sebelum kita membeli produk teknologi, kita berpikir jangan-jangan kita bisa membuatnya. Membuat dengan tujuan, cinta, cita-cita dan apa yang bisa kita ciptakan,” kata dia.

Oleh karena itu, Budiman menggarisbawahi perlunya generasi yang radikal dalam ilmu pengetahuan. Namun menurut dia, radikal bukan dalam pengertian menciptakan teknologi yang merusak tapi lebih kepada mencari akar masalah di seluruh sektor.

“Selain itu, modal utama yang dibutuhkan dalam menyongsong 2045 adalah imajinasi warga bangsa. Karena, budaya juga butuh imajinasi manusia yang kemudian menghasilkan perilaku. Jadi, kita perlu berimajinasi, berpengetahuan, dan berkolaborasi,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya