Penyerangan Mapolsek Ciracas, KSAD Pastikan TNI-Polri Tetap Sinergi

KSAD Jenderal Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Sinergi antara TNI dan Polri, kerap kali dikampanyekan oleh para petinggi kedua institusi tersebut. Namun peristiwa penyerbuan Mapolsek Ciracas Jakarta Timur pada Sabtu dini hari 29 Agustus 2020, memberi kesan yang kontra. Di mana ada oknum anggota TNI yang terlibat di dalamnya.

135 Purnawirawan TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Sengketa Pilpres

Meski ada insiden ini, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memastikan bahwa sinergi kedua institusi tersebut tidak perlu diragukan lagi.

"Kalau soal sinergitas TNI Polri itu kan enggak perlu lagi diragukan. Sudah dari dulu kita punya komitmen dan tidak ada hubungannya dengan insiden ini. Insiden ini dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, tidak paham kebijakan, dan tidak punya hati nurani. Sehingga, insiden ini tidak mempengaruhi sinergitas TNI dan Polri," ujar Jenderal Andika, Minggu, 30 Agustus 2020.

Polri Ternyata Masih Tetap Gunakan Istilah KKB Ketimbang OPM, Ini Alasannya

Baca juga: Panglima TNI: Polri dan TNI Jangan Mudah Terhasut

Pihak TNI sudah mengambil langkah tegas. Dengan meminta para anggota yang terlibat dalam penyerangan tersebut, untuk mengganti rugi segala kerusakan. Seperti tempat usaha warga yang berada di sekitar Mapolsek Ciracas dan turut dirusak. 

Kapolri Singgung Konflik Gaza saat Ngomong soal Soliditas TNI-Polri

"Entah mereka ini ditipu atau apa, yang jelas tindakan penyerangan tersebut tidak dapat ditolerir lagi. Tindakan yang mereka lakukan telah melanggar sumpah prajurit TNI, sehingga selain dihukum, mereka harus ganti rugi, kemudian dipecat," ujar mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) itu. 

Soal adanya substansi, Andika menjelaskan, pihaknya masih mendalami. Tetapi, penyerangan yang dilakukan prajurit TNI AD di Ciracas telah terjadi, sehingga hukuman seberat-beratnya akan diberikan kepada seluruh prajurit TNI AD yang terlibat. 

"Soal motif apakah ada pengaruh narkoba terhadap Prada MI yang menyebar berita bohong, akan kami dalami. Pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) pun kami turunkan. Persoalannya adalah motif awalnya tidak membatalkan tindakan penyerangan mereka," katanya.

Pihak TNI AD juga sudah menerima informasi dari masyarakat dalam pengungkapan kasus ini. Penelusuran pelaku juga masih dilakukan dengan bantuan dari masyarakat. Beberapa prajurit juga masih akan dilakukan pemeriksaan atas insiden kemarin.

"Kami minta masyarakat untuk tetap membantu dalam pengembangan penyelidikan kasus ini. Identitas masyarakat akan kami jaga kerahasiaannya. Kami yakin, pelaku yang sudah teridentifikasi ini belum selesai, karena yang menyerang cukup banyak. Pasti kami dapatkan yang lain juga," kata Jenderal Andika.

Sebelumnya, dari keterangan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui aksi penyerangan dilakukan oknum prajurit TNI. Dudung menjelaskan awal pemicu sekitar 100 prajurit yang tergerak menyerang Polsek Pasar Rebo dan Polsek Ciracas.

Ia menyebut isu pengeroyokan sejumlah orang tak dikenal terhadap Prada MI di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur jadi penyebabnya.

Dia mengatakan, Prada MI mengaku kepada rekan-rekan seangkatannya di Tamtama bahwa dirinya dikeroyok sekelompok orang. Padahal, dari hasil visum, keterangan saksi, dan rekaman CCTV, Prada MI adalah korban kecelakaan tunggal, bukan pengeroyokan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya