Kepala BNPB: 30 Persen Warga Jakarta Berpikir Tak Akan Kena COVID-19

Kepala Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo
Sumber :
  • BNPB

VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB), Doni Monardo, mengatakan, akan mengerahkan tim untuk lebih mengedukasi masyarakat terkait bahaya COVID-19. Hal ini karena, menurut Doni, masih ada masyarakat di beberapa daerah yang tidak percaya dengan COVID-19 dan menganggap virus itu adalah konspirasi.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Ketidakpercayaan tentang COVID-19, yang masih menganggap COVID-19 adalah rekayasa, yang masih menganggap ini adalah konspirasi, kami akan upayakan untuk tim gabungan seperti ini bisa menyasar ke daerah-daerah tersebut," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Kamis 3 September 2020

Baca juga: UGM Temukan Mutasi COVID-19 yang Jauh Lebih Cepat Menular

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Doni mengatakan, di beberapa wilayah, masyarakat yang tidak takut dengan COVID-19 jumlahnya cukup banyak. Untuk Provinsi DKI Jakarta saja, ada sejumlah 30 persen masyarakat yang berpikiran ‘saya tidak mungkin berisiko terkena wabah ini’.

"Data yang dikumpulkan ini, data beberapa bulan yang lalu terhadap lima provinsi adalah masih adanya masyarakat yang menganggap dirinya itu tidak mungkin kena COVID-19, yang tertinggi ternyata ada di DKI Jakarta," ujar Doni.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Tertinggi kedua, ada di Jawa Timur dengan angka 29,20 persen, disusul dengan Jawa Tengah dengan 18,3 persen. Kemudian, di daerah yang masyarakatnya banyak tidak takut COVID-19 adalah di Jawa Barat dengan 16,70 persen dan Kalimantan Selatan 14,90 persen.

"Jadi, kalau kita lihat hari ini angka kasus di Jakarta dan Jawa Timur masih tinggi, mungkin data yang dikumpulkan tentunya mungkin sudah lumayan akurat," tutur Doni.

DKI Jakarta merupakan daerah dengan penambahan pasien COVID-19 yang cukup tinggi. Terakhir pada Rabu, 2 September 2020, ada penambahan kasus sebanyak 1.053 kasus. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya