Jokowi Ingatkan Menkes Terawan Benahi Ketimpangan Testing COVID-19

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

VIVA – Presiden Joko Widodo terus meminta agar kapasitas pemeriksaan tes COVID-19 terus ditingkatkan. Ia meminta Kementerian Kesehatan dan pihak-pihak terkait membuat desain perencanaan yang matang.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Jokowi mengingatkan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto soal jumlah tes virus corona antara satu daerah dengan daerah lain belum merata.

"Ada provinsi (testing) yang sudah melakukan tinggi sekali. Tapi, ada provinsi yang testing-nya masih rendah sekali. Jadi, desain perencanaan itu harus betul-betul komprehensif," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 7 September 2020.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Baca Juga: Pilkada Rawan Penularan COVID-19, Jokowi Ingatkan Tito Harus Tegas

Sorotan Jokowi tidak hanya itu. Dia juga melihat jumlah laboratorium dan reagen senyawa kimia untuk mendeteksi virus belum terdistribusi secara baik. 

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Dengan pelaksanaan kapasitas tes berjalan efektif, maka langkah selanjutnya untuk melacak kontak positif pun akan semakin mudah.

"Perencanaan itu kita perlukan. Sehingga kelihatan nanti, kasus-kasus positif ini berada di wilayah atau provinsi yang mana. Dan strategi jejaring lab, strategi jejaring lab ini penting. Jadi bukan berdasarkan wilayah administrasi, tapi sekali lagi desain perencanaan harus betul -betul ada dan disiapkan," jelas Kepala Negara.

Jokowi bilang, masalah kesehatan selama masa pandemi COVID-19 adalah prioritas. Selama ini, kata dia, ekonomi terkoreksi cukup dalam lantaran banyak aktivitas masyarakat dihentikan.

Menurut Jokowi, jika ingin bergerak di sektor ekonomi maka mesti didukung dalam urusan kesehatan. Sebab, keduanya saling terkait.

"Karena memang kita ingin secepat-cepatnya restart di bidang ekonomi. Jangan sampai kita urusan kesehatan, urusan COVID ini belum tertangani dengan baik kita sudah men-starter, restart, di bidang ekonomi. Ini juga sangat berbahaya," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya