Ridwan Kamil Sarankan Tiru Bogor Berlakukan Jam Malam dan PSBM

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di kantor Bupati Bekasi.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman (Bandung)

VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai pemberlakuan jam malam dan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Kota Bogor, Jawa Barat, cukup efektif mempersempit mata rantai penularan virus Corona atau COVID-19. Langkah itu patut ditiru daerah-daerah lain yang masih sulit mengendalikan sebaran virus.

Sekda Depok Maju Pilkada, Minta Dukungan Ridwan Kamil

"Ada penurunan kasus di Kota Bogor sehingga manajemen jam malam dan PSBM di sana kelihatannya memiliki pengaruh yang positif," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Jawa Barat, Rabu 9 September 2020.

Baca juga: Ridwan Kamil Kesal Calon Kepala Daerah Gagal Kendalikan Pendukungnya

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Pola kedisiplinan ini dinilai layak menjadi rekomendasi efektif bagi daerah lain yang dinilai masih sulit mengatur orang untuk tidak berkerumun, menggunakan masker, dan cuci tangan. Memberlakukan jam malam hingga pembatasan dengan skala terkecil, menurut dia, bisa juga menjadi acuan daerah lain dalam memutus mata rantai penyebaran virus ini.

"Sehingga Gugus Tugas Jawa Barat memberikan rekomendasi kepada tempat-tempat yang kenaikannya tinggi untuk melakukan pola yang sama," katanya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ridwan Kamil memastikan, COVID-19 masih mengintai, terlebih saat ini tren sebaran berada dalam kondisi naik. Bahkan, sudah sampai pada lingkungan terkecil yakni dengan munculnya klaster keluarga.

"Kecenderungan di Jawa Barat naik turun, sekarang trennya sedang naik karena ada klaster keluarga yang sedang kita teliti," tuturnya.

Berbeda dengan klaster industri yang sempat heboh, Ridwan Kamil mengklaim sebaran COVID-19 di kawasan tersebut dapat dikendalikan. Karena, sudah ditemukan titik persoalannya, dan membuat kewaspadaan akan penyebaran ini juga semakin tinggi.

"Sementara klaster industri sudah mulai menurun, seiring dengan penguatan kesepahaman yaitu mengawasi pekerja sepulang dari tempat kerjanya. Karena kesimpulan dari minggu lalu sangat ketat di pusat industri, tapi sepulang kerja kurang terkondisikan. Salah satu inovasinya adalah pekerja wajib mengisi kegiatan sepulang kerja sehingga oleh gugus tugas dilakukan pengetesan," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya