116 Dokter di Indonesia Meninggal karena COVID-19

Camat Cikupa bawa keranda mayat untuk sosialisasikan soal bahaya COVID-19
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA –Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyampaikan, jumlah dokter yang meninggal akibat COVID-19 terus bertambah. Per hari ini, menurut dia, jumlah dokter yang terenggut nyawanya akibat COVID-19 sebanyak 116 orang.

Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

"Barusan saya mendengar lagi ini ada ada 2 tambahan (dokter meninggal). Jadi sekarang 116 yang meninggal. Ada beberapa informasi yang juga ada yang sakit dirawat di ICU saat ini dan ini kita harapkan bisa pulih," kata Adib saat diskusi virtual Trijaya FM pada Sabtu 12 September 2020.

Sebelumnya Adib sempat mengatakan jumlah 114 dokter meninggal namun kemudian mendapat kabar terbaru dua orang tambahan dokter meninggal sehingga total sudah 116 orang.

Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia, Intip Perjalanan Bisnis Mustika Ratu

Adib mengatakan, Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak menyumbangkan dokter yang meninggal. Disusul kemudian oleh Kota Medan, Sumatera Utara dan lalu Provinsi DKI Jakarta.

"Paling banyak Jawa Timur 29, Medan 21, kemudian Jakarta dan daerah-daerah yang lain. Ini menjadi perhatian bagi kita dan ada 55 orang (yang meninggal) adalah dokter umum sisanya adalah spesialis,” katanya.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Baca juga: Gibran Buka-bukaan Bisnis Kateringnya Parah Terpukul Pandemi COVID-19

Adib mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 agar para tenaga kesehatan diberi proteksi ekstra selama bertugas. Dari sejumlah kasus, dokter yang tertular bukan secara langsung menangani pasien. Ada juga dokter saat praktik di rumah sakit kemudian tertular dengan pasien yang belum terdeteksi virus.

Adib juga menyampaikan tentang keluhan para tenaga medis yang kelelahan menangani pasien selama masa pandemi ini. Dia karena itu berharap agar pemerintah juga tetap sadar bahwa potensi dokter terpapar COVID-19 harus menjadi perhatian penting. Bahkan kata dia perlu ada semacam Komite Keselamatan Tenaga Kesehatan.

"Karena penyelamatan itu sangat penting. Karena kita belum tahu sampai kapan COVID-19 ini,” kata dia lagi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya