Fahri: Penusuk Syekh Ali Jaber Gila atau Tidak, Jangan Tanya Keluarga

Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah
Sumber :
  • VIVAnews/Anwar Sadat

VIVA – Bagaimana kondisi kejiwaan  pelaku kasus penusukan pendakwah Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung pada Minggu 13 September 2020 lalu, hingga kini belum diketahui. Desas desus kalau pelaku memiliki gangguan kejiwaan atau gila, menjadi perbincangan publik.

Fahri Pede Hak Angket DPR Gak Bakal Jalan: Ketua Umum di Belakang Layar Sudah Main Mata

Dari keterangan pihak kepolisian, bahwa orangtua pelaku menyebut anaknya memang memiliki gangguan kejiwaan. Meski begitu, pihak kepolisian masih harus menyelidiki terlebih dahulu kondisi yang sebenarnya tersebut.

Mengenai pelaku apakah gila atau tidak, sempat juga mendapat tanggapan dari Menko Polhukam Mahfud MD, yang mengatakan penyelidikan harus dilakukan. Dia sudah menginstruksikan ke aparat keamanan bahwa pelaku tersebut gila atau tidak agar diminta tidak langsung dipercaya. Tapi bisa ditanyakan ke tetangganya.

Pengemudi Xpander Teler saat Tabrak Porsche, Debat Sengit Feri Amsari Vs Fahri Hamzah

Namun, menurut Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, untuk memastikan apakah pelaku benar-benar gila atau tidak, haruslah diperiksa oleh yang ahlinya. Dalam hal ini psikolog dan dokter jiwa. Karena jika hanya dari keluarga atau tetangga, menurut Fahri, rawan direkayasa.

"Pak @mohmahfudmd (Mahfud MD) yth, Untuk mengetahui orang itu gila, jangan tanya keluarga dan tetangganya. Sebab bisa direkayasa. Tapi tanya asosiasi psikolog dan dokter jiwa yang disumpah untuk tugas itu," kata Fahri dalam cuitan di akun twitternya @fahrihamzah seperti dikutip VIVA, Selasa 15 September 2020.

Debat Sengit soal Hak Angket, Feri Amsari ke Fahri Hamzah: Kok jadi Abang Ngatur!

Baca juga: Dijenguk Mahfud MD, Syekh Ali Jaber: Salam Sungkem Saya untuk Jokowi

Penusukan terhadap Syekh Ali Jaber ini, menurut Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu menyedot perhatian publik. Untuk itu, jangan sampai penyelidikan kasus ini tidak transparan dilakukan oleh aparat penegak hukum. 

"Mohon perhatian. Kalau bisa hasil pemeriksaannya dibuka. Ini isu besar," lanjut Fahri.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan bahwa pemerintah prihatin dengan penusukan Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung. Mahfud menyebut bahwa dakwah-dakwah Syekh Ali Jaber tidak pernah politis.

"Pemerintah sangat prihatin atas peristiwa yang terjadi. Seorang ulama yang sangat baik, yang dakwah-dakwahnya diterima oleh semua kalangan karena tak pernah menyentuh soal politik. Ternyata dianiaya atau ditusuk secara brutal oleh seseorang yang masih digali identitasnya," kata Mahfud dalam video keterangannya, Senin 14 September 2020.

Mengenai spekulasi bahwa si penusuk ini sakit jiwa, Mahfud enggan langsung percaya. Menurut Mahfud, hal itu akan bisa dipastikan setelah melalui pemeriksaan oleh pihak terkait.

"Kita belum percaya. Kita akan tahu dia sakit jiwa betul atau tidak setelah diselidiki. Kan ada tetangganya, ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya kayak apa, keluarganya melihatnya kayak apa. Tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya