Tuduh Menghasut Setop RUU Ciptaker, Arteria: Apa Prestasi Komnas HAM?

Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan.
Sumber :
  • DPR.go.id

VIVA – Anggota Komisi III Arteria Dahlan, mengungkapkan kekesalannya kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Arteria menilai Komnas HAM kerap bersikap 'genit' karena sering kali ikut campur bahkan meminta DPR untuk menghentikan pembahasan sejumlah rancangan undang-undang.

Hak Disabilitas, Kematian Petugas hingga Netralitas Aparat dalam Pemilu Disorot Komnas HAM

Arteria meminta Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik untuk menjelaskan sikap genitnya  tersebut. Karena sikap yang diambil Komnas HAM kadang menjadi gangguan DPR.

"Ini saya minta Komnas HAM Bapak menjelaskan dulu sikap yang genit Komnas HAM. Kita enggak boleh jadi genit-genit Pak. Kalau Bapak genit berhenti aja Pak. Apalagi ini sudah mengganggu kewenangan konstitusionalitas DPR RI," kata Arteria, dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi III dengan Komnas HAM, LPSK, PPATK, BNN, dan BNPT Selasa, 15 September 2020.

KPU Bantah Catatan Komnas HAM soal Surat Suara Penyandang Disabilitas Tak Ada Huruf Braille

Baca: Adu Mulut Arteria Dahlan Vs Ahmad Sahroni di Depan Jenderal Gatot

Menurut Arteria, tugas DPR adalah membuat undang-undang bersama pemerintah maka dari itu semestinya Komnas HAM tidak perlu ikut campur. Tercatat, Komnas HAM pernah melontarkan pernyataan yang meminta pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak melanjutkan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker). 

Bawaslu Belum Terima Laporan Komnas HAM soal Temuan Pejabat Tak Netral dalam Pemilu

"Bapak tidak boleh menghasut apalagi menjadi provokator minta DPR menghentikan membahas rancangan undang-undang. Bapak ini Siapa? Kalau kita mau lihat apa sih yang dikerjakan Komnas HAM bagi Republik? Coba Bapak tulis aja prestasi Bapak, prestasi Komnas HAM pada tahun ini apa," kata Arteria dengan nada meninggi. 

Arteria juga mengancam akan membongkar sisi negatif dari Komnas HAM. Menurut Arteria anggaran yang diberikan kepada Komnas HAM, 90 persennya adalah untuk belanja pegawai, sedangkan untuk kerja Komnas HAM, kata arteria, tidak jelas dan untuk kerja, Arteria mengklaim, lebih jago dari Komnas HAM.

"Kalau mau kita bongkar-bongkaran saya akan bongkar Pak. Bapak ini hanya mencari pekerjaan di Republik ini Pak. Anggaran Bapak ini 90 persen buat belanja, buat kerjanya enggak ada. Saya mau kasih gambaran ini Pak, apa yang bapak kerjakan? Pelanggaran HAM terkait dengan konflik agraria mana si Beka itu, Beka Ulung (Beka Ulung Hapsara) Komisioner Komnas HAM), datang ke Blitar apa yang bisa diselesaikan di Blitar? Saya Dapil Blitar, jagoan saya nyelesain enggak pakai anggaran Pak," ujarnya.

Politikus asal PDI Perjuangan ini juga menanyakan apa saja yang telah Komnas HAM lakukan selama ini. "Saya kasih contoh nih pelanggaran HAM berat apa yang kalian kerjakan selain membuat kegaduhan dengan Kejaksaan Agung? Intoleransi? Ekstrimisme dengan kekerasan? Mana ada. Bagaimana pendirian gereja, pendirian rumah ibadat di daerah-daerah mayoritas, begitu juga dengan pendirian masjid orang mau salat di beberapa tempat tertentu apa hadir Komnas HAM? Tidak ada," ujarnya.

Arteria meminta Komnas HAM lebih memahami lagi mengenai Pancasila dan NKRI. "Urusan masalah suku, sentimen suku apa hadir Komnas HAM? Satu kalimat pun tidak pernah ada. Kalian hadir di tengah-tengah isu populer. Bentukan apa ini, bentukan asing yang begini. Jangan bicara HAM kalau enggak ngerti Pancasila dan NKRI," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya