Kapolri Idham Aziz Hidupkan Lagi Pam Swakarsa

Kapolri Jenderal Idham Azis
Sumber :
  • niaga.asia

VIVA – Kapolri Jenderal Idham Azis menerbitkan Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2020 tentang pengamanan Swakarsa (Pam Swakarsa). Perkap 4/2020 ini diteken oleh Jenderal Idham Azis tertanggal 5 Agustus 2020.

Brigjen Nurul Bicara Strategi STIK Lemdiklat Cetak Pemimpin Polri yang Mumpuni

Dalam peraturan tersebut, Pam Swakarsa adalah suatu bentuk pengamanan oleh pengemban fungsi Kepolisian yang diadakan atas kemauan, kesadaran, dan kepentingan masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pengukuhan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Pasal 1 Ayat (1).

Baca: Seragam Dinas Satpam Mirip Baju Polisi, Ini Maknanya

Ternyata Syarat Usia Minimal Punya SIM Tidak Semuanya 17 Tahun, Cek Aturannya

Kemudian, Pasal 2 huruf a menyebutkan bahwa Peraturan Kepolisian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman di lingkungan perusahaan, kawasan dan/atau permukiman.

Selanjutnya, Pasal 3 Ayat (1) berbunyi Pam Swakarsa bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya secara swakarsa guna mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban.

Pembunuh Wanita Hamil Ditangkap, Kabur ke Lampung

Adapun Pam Swakarsa yang dimaksud pada Pasal 3 Ayat (1), terdiri atas satpam dan siskamling. Selain itu, Ayat (3) menyebutkan bahwa terdapat Pam Swakarsa yang berasal dari pranata sosial/kearifan lokal.

Sementara Pasal 3 Ayat (4) berbunyi Pam Swakarsa dari pranata sosial/kearifan lokal dapat berupa Pecalang di Bali, Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Siswa Bhayangkara dan Mahasiswa Bhayangkara.

Namun demikian, Kapolri mengingatkan dalam Pasal 3 Ayat (5) bahwa Pam Swakarsa yang dimaksud pada Ayat (3) dan Ayat (4) itu memperoleh pengukuhan dari Kakorbinmas Baharkam Polri atas rekomendasi Dirbinmas Polda.

Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Awi Setiyono menjelaskan sesuai Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2020 tentang pengaman swakarsa bahwa ada perubahan warna seragam Satpam.

“Jadi ada lima jenis pakaian dinas anggota Satpam disertai pangkatnya, yakni pakaian dinas harian (PDH), pakaian dinas lapangan khusus (PDL Sus), pakaian dinas lapangan satu (PDL Satu), pakaian sipil harian (PSH) dan pakaian sipil lengkap (PSL),” kata Awi pada Senin, 14 September 2020.

Di samping itu, Awi menjelaskan, filosofi pakaian seragam Satpam yang warna cokelat muda atau baju dan cokelat tua untuk celana, dengan makna cokelat identik dengan warna tanah atau bumi, kayu dan batu yang berarti warna alami. 

“Cokelat merupakan warna netral yang melambangkan kebersahajaan, pondasi, stabilitas, kehangatan, rasa aman dan nyaman serta rasa percaya keanggunan, ketabahan dan kejujuran,” ujarnya.

Adapun filosofi kemiripan seragam satpam dengan Polri, Awi berharap terjalin seperti yang diharapkan yakni kedekatan emosional antara Polri dan satpam, menumbuhkan kebanggaan satpam sebagai pengembang fungsi Kepolisian terbatas.

“Memuliakan profesi satpam dan menambah pergelaran fungsi Kepolisian di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) merupakan pasukan sipil bersenjata yang pernah dibentuk Jenderal (Purn) Wiranto tahun 1998, saat masih menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan merangkap Panglima ABRI era Presiden Bacharudin Jusuf Habibie.

Pam Swakarsa merupakan kelompok sipil bersenjata yang dibentuk untuk membendung aksi demonstrasi mahasiswa sekaligus mendukung Sidang Istimewa MPR (SI MPR) pada 1998.

Pam Swakarsa berkali-kali terlibat bentrokan dengan para pengunjuk rasa yang menentang SI MPR selama sidang berlangsung. Kelompok pengamanan sipil itu juga terlibat bentrokan dengan masyarakat yang merasa resah dengan kehadiran mereka.

Tak hanya mengamankan Gedung DPR/MPR, Pam Swakarsa juga dikirimkan melalui truk-truk ke lokasi yang potensial menjadi daerah demonstrasi dan orasi mahasiswa, seperti Tugu Proklamasi dan Taman Ismail Marzuki. Bahkan, kelompok sipil ini menggelar patroli malam dengan iringan mobil polisi.

Meski kelompok ini 'gampang panas' dan dikecam berbagai pihak, namun Wiranto tetap mempertahankan eksistensi Pam Swakarsa kala itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya