Asa dari Alumni COVID-19 di Jawa Timur

Wisuda RSLI Surabaya Eks Pasien COVID-19
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal

VIVA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Gugus Tugas (Gugas), tak lelah berupaya memutus rantai penularan Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 dan membangkitkan mereka yang terlanjur tertular.

Muncul Wabah Langka dan Mematikan di Jepang, 21 Orang Meninggal

Hasilnya, angka kesembuhan juga tinggi. Banyak cara sudah dilakukan, di antaranya menggerakkan para alumni COVID-19 untuk berperan dalam penanganan pagebluk global itu.

Para alumni COVID-19 di Jatim tak berat hati membantu. Supriadi (53 tahun), di antaranya. Pria asal Taman, Kabupaten Sidoarjo, itu adalah alumni ke-2000 Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya. Ia terbebas dari virus yang awalnya merebak dari Kota Wuhan, China, itu setelah menjalani perawatan selama 13 hari di rumah sakit darurat yang resmi beroperasi sejak 26 Mei 2020 tersebut. 

Kata Pj Gubernur soal Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ditahan Jaksa Karena Korupsi COVID-19

"Saya awalnya letih, lemah, dan batuk-batuk. Terus berobat ke dokter dan dianjurkan di-lab. Setelah di-lab ternyata di paru-paru kemasukan air (flek) dan langsung dirujuk ke rumah sakit di sini. Dirawat di sini selama tiga belas hari. Saya di-swab tiga kali dan baru sembuh," ujar Supriadi usai wisuda alumni RSLI ke-92 pada Rabu, 23 September 2020.

Baca juga: Bertambah 3.895, Total Pasien Sembuh Corona di Indonesia 191.853

Soekarno-Hatta Earns the Most Recovered Airport in Asia-Pacific

Awalnya, Supriadi mengaku tidak mengetahui bahwa yang tengah menyerang tubuhnya adalah COVID-19. Mulanya ia juga keberatan diisolasi di RSLI. Namun, stigma negatif yang dirasakannya di sekitar rumah membulatkan tekadnya untuk dirawat di RSLI hingga sembuh. "Tidak enak ke kanan-kiri (tetangga) akhirnya dirawat di RS khusus COVID," katanya. 

Merasakan tidak enaknya menjadi pasien COVID-19, baik psikis maupun fisik, membuat Supriadi bersemangat untuk ikut berperan menyadarkan masyarakat terkait pentingnya menjaga diri dari penularan COVID-19. Sepulang dari rumah sakit, ia bertekad untuk mengkampanyekan pentingnya protokol kesehatan kepada warga, terutama soal pemakaian masker. 

Supriadi tidak sendiri. Bersama dirinya, kampanye protokol kesehatan itu juga dilakukan oleh lebih dari 2000 alumni RSLI di sekitar rumah masing-masing. Belum alumni-alumni RSLI lainnya yang belum sembuh. Untuk memaksimalkan peran eks pasien COVID-19, mereka membentuk komunitas alumni. Di forum itu mereka berkoordinasi tentang edukasi protokol kesehatan. 

Peran alumni COVID-19 itu tidak terbatas pada hal pencegahan penularan. Mereka juga didorong untuk membantu pasien COVID-19 lainnya agar cepat pulih. Ada kegiatan penyadaran masyarakat tentang COVID-19 yang terlanjur dianggap aib. Dengan begitu, pasien COVID-19 dan pasien yang masih dirawat tidak tersisihkan secara sosial. Dengan begitu kejiwaan pasien tidak terganggu sehingga cepat pulih. 

Alumni juga didorong untuk mendonorkan plasma mereka. Plasma eks pasien dibutuhkan untuk disumbangkan sebagai terapi plasma convalescent kepada pasien COVID-19 kategori berat.

"Dengan plasma convalescent ini dirangsang pasien (kategori berat) ini agar antibodinya timbul," kata Kepala RSLI (KOGABWILHAN II), Laksamana Pertama dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga tak henti-henti menyemangati para alumni COVID-19 agar berperan aktif membagikan semangat mereka melawan COVID-19. Hampir setiap akhir pekan ia bersama para alumni COVID mengkampanyekan hidup sehat dan protokol kesehatan. Biasanya dengan bergowes bareng.

Tidak hanya dengan alumni RSLI, tapi juga dengan ribuan penyintas lainnya di seluruh daerah di Jatim. "Kami bersama kelompok penyintas, mereka adalah pasien COVID-19 yang sudah dirawat dan sembuh. Mereka ingin menyampaikan kepada saudara-saudara kita se-Jawa Timur, bahwa hari ini memang kita harus patuh disiplin menggunakan masker dengan benar," kata Khofifah di sela Gowes Bareng di Tulungagung beberapa waktu lalu.

Menggerakkan penyintas atau alumni COVID-19 adalah satu di antara banyak cara penanganan COVID-19 di Jatim. Hasilnya lumayan apik. Tingkat kesembuhan tinggi. Berdasarkan data per 23 September 2020, pasien yang sembuh sebanyak 33.978 orang atau 82.04 persen dari total kasus positif, 41.417. Di luar yang sembuh, masih terdapat 4.424 pasien yang masih dirawat. Adapun yang meninggal sebanyak 3.015 (7,28 persen). (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya