Istana Bentuk Tim Investigasi Usut Penembakan Pendeta Yeremia di Papua

Ilustrasi aksi penembakan.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA – Pihak Istana Kepresidenan menyatakan bahwa pemerintah membentuk tim investasi menyusul penembakan terhadap salah seorang pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu. Tim investigasi melibatkan pihak gereja, masyarakat adat dan pemerintah daerah untuk menemukan pelaku penembakan.

Pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Puncak Papua Terancam Tak Maksimal

"Tindakan semena-mena ini tidak bisa dibiarkan, harus mendapatkan perhatian serius, dan diusut tuntas secara transparan dalam waktu yang singkat. Pemerintah berkomitmen menjaga hak keadilan dari almarhum sebagai warga negara Indonesia. Siapapun pihak yang bersalah akan ditindak tegas,” ujar Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardani, Jakarta, Senin, 28 September 2020.

Baca juga: BI Ungkap Masyarakat Lebih Cenderung Menabung, Ciri-ciri Resesi?

Bocoran Hasil Pertemuan Jokowi dengan Prabowo-Gibran di Istana

Pada kesempatan ini, Jaleswari juga menyampaikan rasa duka atas wafatnya pendeta Yeremia Zanambani yang juga Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia dan gugurnya beberapa prajurit TNI serta warga sipil dalam aksi kekerasan di wilayah tersebut.

"Atas nama pemerintah Indonesia saya ucapkan rasa duka yang mendalam atas wafatnya pendeta Yeremia Zanambani. Almarhum merupakan tokoh masyarakat yang sudah banyak berbuat melayani warga Papua. Pemerintah juga turut berduka atas gugurnya para prajurit TNI serta warga sipil,” tuturnya.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Prajurit TNI yang gugur akibat aksi penembakan tersebut adalah Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo serta warga sipil, Laode Anas, Bahdawi dan Fatur Rahman yang berprofesi sebagai tukang ojek. Pemerintah, kata Jaleswari, atas kejadian tersebut juga akan melakukan pendampingan dan bantuan yang dibutuhkan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Pemerintah sendiri, lanjut Jaleswari, sudah menerima seruan dan desakan dari dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Anggota DPR RI Dapil Papua, Organisasi gereja dan masyarakat di Provinsi Papua atas kasus ini. 

Jaleswari menegaskan, pemerintah mengapresiasi peran aktif dari masyarakat Papua untuk penuntasan kasus. Ia menegaskan, pemerintah tak ingin peristiwa serupa terulang, demi mewujudkan rasa aman, damai dan sejahtera di Bumi Cendrawasih. Jaleswari juga mengajak masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi.

"Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan sikap tenang dan bersama-sama menjaga perdamaian di tanah Papua," kata Jaleswari. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya