Zona Merah Lagi, Kasus COVID-19 di Depok Sudah Naik Dua Kali Lipat

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok Dadang Wihana
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Kota Depok kembali masuk zona merah atau berstatus risiko tinggi penyebaran COVID-19. Terkait hal itu, perlu ada langkah koordinasi yang cepat dan dalam hal ini simpulnya adalah pemerintah provinsi.  

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Demikian disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana saat dikonfirmasi, Rabu, 30 September 2020.

Dadang menyebutkan, idealnya ada satuan tugas atau satgas penanganan COVID Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Dia mengaku sudah mengusulkan ini beberapa waktu yang lalu.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

“Ini agar simpul di Jabodetabek menjadi satu, karena pergerakan orang di Jabodetabek akan bekerja secara massal atau komuter tidak bisa secara parsial,” ujarnya.

Baca juga: Debat Capres AS Bawa Angin Segar, Rupiah Menguat Terhadap Dolar

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurut Dadang, kalau akan mengintensifkan bentuklah Satgas Penanganan COVID-19 di Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek). “Kalau Jabodetabek tidak bisa, bentuklah di Bodebek. Kita kan tahu lonjakan kasus di Bodebek selama 2 bulan ini sangat tinggi secara keseluruhan,” kata dia.

Khusus untuk Depok, jelas Dadang, dalam dua bulan terakhir telah terjadi lonjakan yang cukup tinggi.

“Kalau kita lihat di data, data kita dua kali lipat dari kasus sebelumnya. Pada tanggal 27 Agustus itu lebih kurang 1.900-an kasus. Tanggal 27 September kita sudah tembus 4.000-an kasus. Jadi kan sudah 2 kali lipat,” tuturnya.

Dadang memaparkan, data 27 Agustus itu merupakan hasil rekap selama lima bulan, yakni sejak dari Maret. “Nah dari Agustus ke September, terjadi lonjakan kasus tidak hanya di Depok tetapi terjadi juga di wilayah Bodebek lainnya,” katanya.

Atas dasar itu, lanjut Dadang, kehadiran pemerintah provinsi sangat dinanti. “Ini kami tunggu-tunggu.”

Untuk diketahui, berdasarkan situs resmi pemerintah setempat, hingga Selasa, 29 September 2020, jumlah kasus positif sampai saat ini telah mencapai 4.239 orang, sembuh 2.832 orang dan meninggal dunia mencapai 132 orang.

Sedangkan sebelumnya, jumlah kasus positif 4.109 orang, sembuh 2.768 orang dan meninggal dunia 131 orang pada Senin 28 September 2020.

Itu artinya telah terjadi peningkatan kasus positif sebanyak 130 orang, sembuh 64 orang dan meninggal dunia satu orang, dalam waktu satu hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya