40 Persen Pendukung Prabowo Percaya Hubungan RI-China Bangkitkan PKI

Ilustrasi/Peringatan 50 tahun G30 S PKI di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

VIVA – Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menyebut 47 persen warga menganggap kerja sama Indonesia dan China adalah murni bisnis yang saling menguntungkan, atau tidak ada kaitan dengan paham komunisme dan PKI.

Mobil MPV Baru Ini Disebut Senyaman Rolls-Royce

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam rilis hasil survei nasional terkait 'Sikap Publik atas Isu Kebangkitan PKI' pada Rabu, 30 September 2020 di Jakarta. 

Survei dilakukan pada 23-26 September 2020 dengan melibatkan 1203 responden yang diwawancara per telepon yang terpilih secara random. Margin of error diperkirakan +/-2.9 persen.

China Serang Balik Kritikan Amerika Serikat soal Produksi Mobil Listrik yang Berlebihan

Baca: Syahganda KAMI Ditanya Bukti Kebangkitan PKI: Hanya Rasakan Gejalanya

Menurut Abbas, ini menunjukkan bahwa kampanye negatif untuk membangun citra bahwa peningkatan hubungan perdagangan Indonesia dengan China akan menghidupkan kembali komunisme tidaklah efektif. 

China Krisis Kelebihan Pasokan Produk

Survei SMRC menunjukkan persentase warga yang setuju dengan pendapat kerja sama Indonesia dan Tiongkok dapat menghidupkan kembali paham komunisme dan PKI di Indonesia hanyalah 26 persen. Namun demikian, Abbas menyatakan angka ini tidak bisa dianggap remeh.

"Kita harus ingat bahwa, menurut survei ini, sebenarnya warga yang percaya dengan isu kebangkitan PKI hanya 14 persen. Dan yang percaya kebangkitan PKI sudah menjadi ancaman lebih kecil lagi," katanya.

"Jadi kalau ada 26 persen warga yang menganggap kerja sama dengan Tiongkok dapat membangkitkan kembali paham komunisme, itu menunjukkan bahwa kekhawatiran itu sebenarnya masih hidup dan sangat mungkin dieksploitasi," imbuh dia.

Dia juga melihat tingkat kesetujuan dengan pendapat kerja sama Indonesia dan Tiongkok dapat menghidupkan kembali paham komunisme dan PKI ini berhubungan dengan pembelahan masyarakat akibat pemilu presiden 2019. Yang setuju dengan pendapat itu disebut lebih banyak di kalangan pendukung Prabowo Subianto dibandingkan di kalangan pendukung Joko Widodo.

Survei SMRC menunjukkan, 40 persen pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 setuju dengan pendapat itu, sementara hanya 21 persen pemilih Jokowi yang setuju.

Dari sisi pilihan partai politik, yang setuju dengan pendapat itu lebih banyak ditemukan, yakni pada pemilih PKS (54 persen), pemilih Nasdem (53 persen), dan pemilih Gerindra (41 persen). (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya