Beberapa Jam Sebelum Meletus G30S/PKI, China Ingin RI Siapkan Bom Atom

Mao Zedong
Sumber :
  • www.iisg.nl

VIVA – Selain membeberkan percakapan pentolan Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit dengan Mao Zedong yang saat itu menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok terkait rencana kudeta PKI, buku sejarawan Taomo Zhou dari Nanyang Technology University, Singapura juga membeberkan fakta menarik lainnya. 

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

Ternyata, beberapa jam sebelum kudeta PKI lewat Gerakan 30 Septembater 1965 (G30S/PKI) bergolak di Indonesia, Mao Zedong justru tengah asik berbincang-bincang dengan Menteri Kabinet Chairul Saleh yang memimpin kunjungan puluhan delegasi ke Tiongkok. Maklum saja, selama ini polemik bagaimana keterlibatan China dalam kudeta tersebut masih ramai dibicarakan.

Menurut Taomo Zhou, meski Mao Zedong mengetahui rencana Aidit jauh-jauh hari namun sejatinya ia tidak mendukung secara langsung gerakan yang dilancarkan PKI saat itu. Bahkan Mao Zedong tak tahun rencana tersebut telah dijalankan Aidit. Itu didukung dengan catatan menarik dari Taomo Zhou ini.

Situasi Makin Gawat, Israel Targetkan Serang Wilayah Nuklir Iran di Kota Isfahan

Baca juga: Transkip Perbincangan Aidit dengan Mao Zedong Terkait Kudeta PKI

Ya, beberapa jam sebelum terjadi pergolakan di Indonesia, Mao Zedong dan Chairul Saleh justru tengah asik membicarakan rencana Indonesia membuat Bom Atom. Hal itu terungkap lewat transkip perbincangan Mao Zedong dan Chairul Saleh yang dibeberkan Taomo Zhou dalam penelitiannya.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?

"Sekarang dunia tak damai lagi, jadi kami butuh kekuatan militer dan terlebih Bom Atom. Apa Anda ingin membangun Bom Atom?" kata Mao Zedong seperti dikutip dari buku 'Migration in the Time of Revolutioin China, Indonesia and the Cold War' karya Taomo Zhou.

"Kami akan sangat senang juga," jawab Chairul Saleh saat itu. "Anda harus membuatnya," timpal Mao Zedong.

Chairul Saleh juga menegaskan dalam perbicangan tersebut bahwa ia sangat tidak setuju jika persenjataan nuklir didominasi kekuatan besar. Hal yang juga disetujui Mao Zedong. 

"Benar dua negara besar di dunia menginginkan monopoli tenaga nuklir, tapi kami tidak dengar. Kami akan buat sendiri. Amerika bahkan mengancam akan meledakkan reaktor nuklir kami dan itu akan menjadi akhir dunia," kata Mao.

Namun ancaman itu tak membuat Mao kendor karena ia menganggap reaktor nuklir bisa hancur diledakkan tapi tidak dengan cita-cita. Hal itu juga diamini Chairul Saleh yang menganggap teknologi modern dimonopoli imperialis.

"Anda harus membangun pertanian dan industri ringan Anda terlebih dahulu. Dan Anda perlu menemukan bahan mentah untuk membangun atom bom. Apa ada di negaramu?" tanya Mao kepada Chairul Saleh yang langsung menjawab hal itu ada di di Indonesia.

Singkatnya, Mao Zedong memastikan akan membantu secara gratis rencana Indonesia untuk membuat Bom Atom. Beberapa jam kemudian, terjadi peristiwa 'Bom Atom' di Indonesia yang ditandai dengan penculikan dan pembunuhan beberapa jenderal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya