HNW: Pemerintah Harus Perjuangkan Jemaah RI Bisa Segera Umrah dan Haji

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid meminta Kementerian Agama Republik Indonesia untuk memperjuangkan pelaksanaan umrah yang akan dibuka kembali pada November 2020 dan haji pada 2021 dapat diisi jemaah dari Indonesia.

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

"Pelaksanaan haji dan umrah harusnya bisa diikuti jemaah dari Indonesia. Karena itu, pemerintah perlu memanfaatkan setiap peluang yang ada agar jemaah Indonesia dapat kembali melaksanakan ibadah umrah dan haji secepatnya," kata HNW dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.

HNW berharap pemerintah Indonesia segera mendapat solusi terkait penyelenggaraan haji dan umrah yang ditangguhkan oleh pemerintah Arab Saudi selama pandemi COVID-19.

Setelah 9 Tahun, Jemaah Haji Iran Akhirnya Diperbolehkan Datang ke Mekah

"Kami di Komisi VIII DPR juga berulangkali menyampaikan ke Menteri Agama agar setiap peluang yang dibuka oleh Kerajaan Saudi Arabia, Kemenag memaksimalkan lobi dan mengkomunikasikan secara efektif dengan pihak Arab Saudi," ujarnya.

Apalagi ia mendengar rencana ibadah umrah dibuka kembali oleh Arab Saudi pada November 2020 dan itu merupakan peluang yang harus dimanfaatkan pemerintah Indonesia.

Kementerian Haji Meminta Jemaah Umrah Harus Keluar dari Arab Saudi pada 6 Juni

Karena itu, dia mendukung Kementerian Agama dapat menjalankan perannya secara maksimal agar jemaah umrah dan haji bisa beribadah secepatnya dan masalah daftar tunggu akibat penundaan bisa segera diatasi.

HNW berharap pelaksanaan haji dan umrah dapat segera diteruskan untuk jemaah asal Indonesia, karena selama ini para jewmaah asal Indonesia dikenal memiliki citra yang positif, terutama pada saat pelaksanaan haji.

"Jemaah kita dilihat oleh jemaah negara lain sebagai jemaah yang tertib, teratur dan taat pada peraturan. Ini yang perlu dijaga dan menjadi poin lebih yang harus dikomunikasikan dengan pemerintah Arab Saudi," katanya.

Dia mengatakan citra positif itu sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Hal itu dibuktikan dengan beberapa ulama besar asal Nusantara yang menjadi ulama di sana, seperti Syekh Nawawi Al Bantani dan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syaikh Junaid AlBetawiy, Syaikh Mahfud Termas, serta Syaikh Yasin Padang yang namanya masih "harum" di Arab Saudi hingga saat ini.

HNW menambahkan, ulama-ulama asal Nusantara itu memiliki wawasan kebangsaan yang sangat baik, sehingga patut diteladani dan dilanjutkan oleh para jemaah haji dan umrah asal Indonesia.

"Mereka adalah contoh bagaimana orang Indonesia bisa menjadi terhormat, menjadi mufti, imam atau ulama, bahkan di Mekah dan di Masjidil Haram, karena keduanya sangat penting dijadikan paradigma haji sebagai diplomasi positifnya Indonesia," ujarnya.

Karena itu, dia meminta pemerintah perlu memperjuangkan secara maksimal agar pelaksanaan haji dan umrah bisa segera dilakukan kembali oleh jemaah asal Indonesia.

Dia mengingatkan bahwa nama baik Indonesia yang sudah harum tersebut bisa tercoreng apabila Kementerian Agama tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik, sehingga Indonesia tetap dimasukkan sebagai salah satu negara yang warganya dilarang melaksanakan umrah karena penanganan COVID-19 secara domestik yang dinilai buruk.

"Kita sudah punya modal sejarah dan penerimaan publik yang sangat baik untuk jemaah asal Indonesia. Ini harus dimaksimalkan oleh pemerintah agar jamaah Indonesia bisa melaksanakan ibadah umrah dan haji secepatnya, layaknya negara-negara lain," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya