Temuan Ini Buat Polisi Curiga Pelajar Difasilitasi Demo Omnibus Law

Pelajar Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja
Sumber :

VIVA – Polda Metro Jaya mendalami dugaan adanya pihak yang memfasilitasi perusuh aksi menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.

Polisi Bongkar Home Industri Narkoba Sintetis di Perumahan Mewah Sentul

Baca Juga: Sekjen DPR Antar Langsung 812 Halaman UU Cipta Kerja ke Setneg

"Ada yang menggunakan kendaraan ambulans yang bebas bergerak. Ada juga kendaraan-kendaraan pribadi sudah terdeteksi semuanya. Ini kita lakukan pendalaman," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, di Markas Polda Metro Jaya, Rabu 14 Oktober 2020.

Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berpikir Panjang

Polisi menduga kendaraan pribadi dan ambulans itu diyakini memfasilitasi massa perusuh dengan memberikan bantuan makanan. Ada indikasi juga mereka turut memfasilitasi batu untuk para perusuh.

"Mereka menyiapkan makanan semuanya. Bahkan ada indikasi menyiapkan alat-alat batu untuk demonstrasi," ujar dia.

Akun TikTok Disita, Polisi Pastikan Galih Loss Belum Dapat Untung dari Kontennya

Untuk itu, polisi mengaku kini tengah memburu orang-orang yang diduga menggerakkan pelajar untuk ikut jadi perusuh di demo tersebut. Bukti pesan-pesan bernada provokatif di telepon genggam para pelajar yang diamankan dijadikan bahan menelusurinya. 

Ia pun menyebut, 80 persen perusuh yang masih berstatus pelajar dihasut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk bertindak anarkis.

"Bukti-bukti yang kita temukan dari handphone pun ada. Bahkan di grup mereka pun ada. Mereka ada yang tanggal 8 Oktober sudah ikut, sekarang berangkat lagi. Kasihan, ini yang akan kita selidiki semuanya. Jangan jadi korban anak-anak kita ini, anak-anak SMP, SMP yang diajak untuk melakukan kerusuhan," katanya.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, kepolisian telah mengantongi bukti adanya kendaraan yang dibayar untuk mengantarkan pelajar ke lokasi unjuk rasa. Kata Yusri, polisi sebenarnya telah mencegah para pelajar ikut unjuk rasa. Semisal di Bundaran Hotel Indonesia, pihaknya menemukan satu dum truk yang isinya pelajar.

"Ada yang mendrop mereka juga makanan. Kendaraan-kendaraan sudah kita deteksi, nah ini modus baru lagi sekarang ini. Ada yang menggunakan kendaraan ambulans yang bebas bergerak ini. Bahkan ada indikasi menyiapkan alat-alat batu untuk melempar saat demonstrasi," katanya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya