Ridwan Kamil Minta Saran WHO untuk Vaksinasi COVID-19 di Bodebek

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman.

VIVA –  Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Provinsi Jawa Barat mengagendakan pelaksanaan simulasi penyuntikan vaksin COVID-19 gelombang pertama di Kota Depok dengan formasi 1.000 tenaga medis.

Hal itu dilakukan untuk mengukur kesiapan tenaga medis untuk Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi (Bodebek) sebagai daerah prioritas penerima vaksin gelombang pertama pada November 2020.

Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta

Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta masukan kepada WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) untuk simulasi besok agar hasil simulasi mendekati kematangan dalam mengelola vaksinasi.

“Kalau boleh, saya ingin mendapatkan ilmu dengan akurat dan cepat dari WHO tentang penyuntikan vaksin di wilayah Bodebek,” ujar Ridwan Kamil, Rabu, 21 Oktober 2020.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Baca juga: Wilayah Bodebek Bakal Pertama Diberi Vaksin COVID-19, Ini Alasannya

Selain untuk tenaga medis, Ridwan Kamil juga membutuhkan konten edukasi akurat soal vaksinasi ini untuk memberi kepastian keamanan bagi publik. “Jadi ketika saya memberikan informasi kepada masyarakat, saya bisa menjelaskan secara rasional,” katanya.

Sekda Depok Maju Pilkada, Minta Dukungan Ridwan Kamil

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI tengah menyiapkan 9,1 juta dosis vaksin COVID-19 di Indonesia. Rencananya, terdapat tiga jenis vaksin COVID-19 yang akan diterima dan digunakan pada akhir November 2020 ini. Total 9,1 juta dosis vaksin virus corona tersebut diberikan dari Sinovac, Cansino dan Sinopharm. Vaksin Sinovac sendiri telah disiapkan di bulan November mendatang sebanyak 1,5 juta dosis.

Lantaran vaksin Sinovac diberikan dalam dua kali dosis, maka rencana pengiriman kembali pada bulan Desember dengan jumlah yang sama yakni 1,5 juta dosis. Sama juga dengan vaksin Sinopharm yang diberikan dua kali dosis pada tiap individu. "Sinopharm sudah memberikan komitmen Desember kirim 15 juta dosis. Artinya, kalau penyuntikan dua kali bisa digunakan untuk 7,5 juta orang," ujar Dirjen P2P dr Achmad Yurianto dalam konferensi pers Update Persiapan Vaksin COVID-19 di Indonesia.

Dengan dua kali penyuntikan dari vaksin COVID-19 Sinovac dan Sinopharm, maka pemberiannya diberi jeda selama 14 hari. Dengan begitu, efek dari vaksin bisa berfungsi dengan maksimal dalam melawan serangan virus SARS-CoV-2. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya