Libur Panjang, Wali Kota: Malang Tak Butuh Oleh-oleh Corona

Wali Kota Malang, Sutiaji.
Sumber :
  • Lucky Aditya/VIVA.

VIVA – Kota Malang menjadi destinasi wisata di Jawa Timur. Wali Kota Malang, Sutiaji khawatir libur panjang atau cuti bersama yang dimulai sejak 28 Oktober hingga 1 Oktober justru memunculkan transmisi penularan COVID-19

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sutiaji meminta warganya untuk tetap berhati-hati dengan penularan COVID-19. Dia mengimbau masyarakat dan wisatawan yang datang untuk memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, yakni dengan 3 M dimulai dari mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Baca juga: Darmawan Junaidi Resmi Jadi Dirut Bank Mandiri

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Terlebih dalam hal menyikapi liburan panjang, mulai tanggal 28 Oktober. Itu lima hari. Untuk itu masyarakat tetap waspada. Ada tagline bagus, Malang tidak mau oleh-oleh Corona (dari wisatawan). Karena transmisi lokal itu harapannya tidak terjadi," kata Sutiaji, Rabu, 21 Oktober 2020. 

Sutiaji mengatakan, saat ini Kota Malang telah berstatus zona oranye sejak dua pekan terakhir. Pemerintah setempat berusaha menjaga status ini.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Perlahan mereka ingin status zona oranye berganti menjadi zona kuning atau daerah dengan risiko ringan. Untuk itu, libur panjang akhir Oktober menjadi pertaruhan apakah angka COVID-19 turun atau justru meledak. 

"Tinggal sekarang dipertahankan atau tidak itu tergantung dari masyarakat. Jadi kita tidak boleh terlena. Kita jangan terlena dengan zona oranye, karena tidak menutup kemungkinan, mudah-mudahan tidak terjadi seperti daerah lain yang sudah oranye menjadi merah lagi," ujar Sutiaji. 

Sutiaji mengatakan, disiplin 3 M tergantung dari masyarakat sendiri. Menurutnya, peranan masyarakat dan organisasi maupun perkumpulan lainnya dalam mengedukasi cukup penting. Saat ini tingkat kesembuhan di Kota Malang sudah mencapai 87 persen. 

"Ketika disiplin mau enggak mau ini akan menjadi efek domino bahwa kehidupan masyarakat sudah mulai ada kenormalan baru. Maka kita harus duduk bersama, supaya ini terus menerus bisa mempertahankan zona oranye. Tingkat kesembuhan sudah 87 persen. Kita tingkatkan terus," tutur Sutiaji. 

Sementara itu, data COVID-19 Kota Malang per 21 Oktober 2020. Sebanyak 1.954 orang telah terkonfirmasi positif COVID-19. Sebanyak 1.722 orang dinyatakan sembuh, sebanyak 194 pasien meninggal dunia dan 38 pasien dalam pemantauan atau isolasi.

Penularan COVID-19 di Indonesia masih terus terjadi. Masyarakat diminta agar memerhatikan protokol kesehatan dan melakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun. 

#ingatpesanibu

#jagajarak

#pakaimasker

#satgascovid19

#cucitanganpakaisabun

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya