Ma'ruf Amin: Ada 6,5 Juta Balita yang Kurang Gizi

Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • VIVAnews/ Reza Fajri.

VIVA - Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, mengungkapkan, berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 oleh Kementerian Kesehatan, diketahui bahwa 27,7 persen anak balita Indonesia mengalami stunting. Karena itu, Wapres menegaskan stunting harus dicegah bersama-sama untuk menghindari terciptanya generasi penerus yang lemah.

Kemenag Bekali Pelatihan Guru dan Pengawasan RA untuk Cegah Stunting Melalui PAUD HI

"Ini artinya ada sekitar 6,5 juta balita Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, yang kemudian menjadikannya stunting," kata Ma’ruf secara virtual, Rabu 21 Oktober 2020.

Baca juga: Main Kejar-kejaran, Anak 3 Tahun Terjepit Beton di Jakarta Utara

Jokowi: Indonesia Succeeded in Reducing Stunting Rate

Ma’ruf berharap setiap kepala daerah memiliki komitmen yang kuat dalam upaya percepatan pencegahan stunting ini. Sehingga bisa menjadi prioritas dalam programnya.

"Dengan komitmen yang kuat dari kepala daerah, pencegahan stunting dapat dijadikan sebagai prioritas pembangunan di daerah dan semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilisasi untuk pencegahan stunting," ujar Ma’ruf.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Ma’ruf juga mengimbau agar di masa pandemi ini pemerintah daerah melakukan upaya inovatif untuk memastikan layanan kesehatan dijalankan dengan protokol kesehatan. Upaya itu agar jumlah prevalensi stunting tidak meningkat.

"Jangan sampai, masa pandemi COVID-19 ini kemudian menambah jumlah anak stunting dalam beberapa tahun ke depan," tutur Ma’ruf.

Menurut Ma’ruf, agar upaya menurunkan angka stunting lebih efektif, penyatuan berbagai program atau konvergensi di seluruh wilayah Indonesia perlu dilakukan. Namun, dalam implementasinya tidak mudah, karena membutuhkan sinergi antarpihak.

Untuk itu, Ma’ruf meminta setiap lembaga yang terlibat harus menghilangkan ego sektoral agar konvergensi dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

"Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi sering kali tidak mudah untuk diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya keras dari kita semua. Setiap lembaga yang terlibat diminta untuk menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerja sama antarpihak," kata Wapres. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya