Demo Omnibus Law Rusuh di Makassar, 11 Ditahan, 1 Positif Narkoba

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Polisi menahan 11 tersangka yang diduga melakukan pengrusakan dan pembakaran terhadap mobil ambulans milik DPD Partai Nasdem di Makassar, Sulawesi Selatan. Hal itu terjadi ketika adanya demonstrasi UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Prabowo Larang Pendukungnya Demo di MK, Demokrat Beri Pujian: Negarawan dan Komitmen Tinggi

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, pihaknya menangkap 21 pendemo yang berakhir anarki di Makassar. Dari jumlah tersebut 11 di antaranya ditahan karena diduga melakukan pembakaran terhadap ambulans tersebut.

"21 orang diamankan di depan kampus UNM Makassar pada Kamis malam. 11 orang yang terlibat pembakaran mobil dan pengrusakan ditahan. Kami tegaskan negara tidak boleh kalah dengan aksi anarkis dan premanisme," kata Argo dalam keterangannya, Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020.

100 Ribu Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK, Begini Pesan Cawapres Terpilih

Baca juga: Demo di Makassar Mencekam, Ambulans Dibakar dan Kantor Nasdem Dirusak

Sejumlah demonstran menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus UNM, Jalan AP Pettarani, sejak siang. Mereka awalnya berorasi namun hingga malam hari massa mulai bersikap anarkis.

PA 212 Mau Demo di Depan MK, Lebih dari 3 Ribu Aparat Gabungan Dikerahkan

Argo menyebut terdapat satu pendemo yang dinyatakan positif mengonsumsi narkotika setelah dilakukan pemeriksaan. Di sisi lain, ada sembilan orang pendemo yang kini telah dikembalikan ke pihak orang tua.

"Sembilan orang dikembalikan ke orang tua dan 1 massa aksi dilimpahkan ke Satnarkoba Polrestabes Makassar karena positif konsumsi narkoba," ujar Argo.

Di tempat terpisah, polisi mengamankan delapan mahasiswa yang menggelar aksi demontrasi dengan di Gerbang Tol Pasteur, Bandung, Jawa Barat. Tindakan itu dilakukan lantaran unjuk rasa itu mengganggu jalannya ketertiban umum masyarakat. 

"Polda Jabar juga mengamankan 8 orang  mahasiswa. Mereka berasal dari UIN Sunan Gunung Jati, Uninus, Unpas, Unjani, UIN dan Stikes karena coba untuk sabotase pintu tol," ujar Argo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya