Hujan Bikin Longsor di Pangandaran, Dua Warga Tertimbun Tanah

Ilustrasi longsor.
Sumber :
  • BNPB.

VIVA – Bencana longsor memakan korban jiwa kembali terjadi. Kali ini longsor terjadi di Desa Pasir Gelis Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.

Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Budi Away Budiman menjelaskan, penanganan evakuasi korban saat ini masih berlangsung.

"Bencana tanah longsor, selengkapnya masih dilakulan assessment," singkat Budi, Selasa 27 Oktober 2020.

Dilaporkan Hilang, Seorang Pria Ditemukan Tewas Dicor Dalam Rumah di Cimahi

Dari laporan sementara, Budi mencatat terdapat dua orang yang tertimbun. "Korban jiwa sementara dua orang tertimbun dan telah ditemukan dlm keadaan meninggal dunia," terangnya. 

Sebelumnya, Gempa bumi berkekuatan 5,5 magnitudo di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat tadi pagi pukul 07:56 WIB mengakibatkan puluhan rumah rusak dan memakan korban.

Mayoritas Kota-kota Besar Berpotensi Hujan dampak Dua Siklon Tropis, Menurut BMKG

Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Budi Away Budiman menjelaskan, gempa tersebut merusak pemukiman di Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut. BPBD mencatat, lima unit rumah rusak di Pangandaran, 13 unit rumah rusak di Ciamis, tujuh rumah rusak di Kabupaten Tasikmalaya, satu rumah rusak berat di Garut dan tiga rumah rusak di Kota Tasikmalaya.

"Tiga orang Luka. dua orang di Kabupaten Ciamis dan satu orang di Kota Tasikmalaya. Korban luka - lula sudah dilarikan ke Klinik terdekat," ujar Budi, Minggu 25 Oktober 2020. 

Diketahui, gempa bumi terjadi berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo - Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai ancaman La Nina lantaran sudah mulai masuk musim penghujan. Biasanya, ancaman La Nina ini diikuti dengan bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Maka dari itu, peran masyarakat diperlukan untuk melakukan mitigasi.

"Yang paling penting mitigasi nonstruktural, artinya yang berfungsi kepada masalah kultural, dan masalah perilaku," kata Doni disampaikan secara virtual pada Selasa, 20 Oktober 2020.

Ia mengatakan, apabila masyarakat sudah mempersiapkan diri dengan memperhatikan masalah perilaku menjaga lingkungan, dan mengantisipasi kesiapsiagaan, maka hal ini akan bisa mengurangi risiko terjadinya korban jiwa apabila timbul bencana. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya