Solo Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Guru dan Murid Akan Di-swab

Simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN 4 Solo
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Guru dan siswa SMP bakal menjalani uji swab menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) menjelang dimulainya pembelajaran tatap mulai awal November 2020. Rencananya terdapat tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ditunjuk untuk percontohan pembelajaran tatap muka.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Nanti bapak dan ibu guru di-swab dulu, setelah itu baru muridnya yang mau sekolah. Itu nanti di-swab di sekolahan," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo saat ditemui usai mengikuti apel kesiapsiagaan bencana di Plaza Manahan Solo, Selasa, 27 Oktober 2020.

Dia menjelaskan uji swab yang menyasar guru dan siswa menjadi syarat sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka. Setelah uji swab guru dan siswa selesai dan hasilnya negatif, baru kegiatan pembelajaran tatap muka diperbolehkan. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Hanya saja untuk sementara terdapat tiga sekolah yang menjadi proyek percontohan untuk pembelajaran tatap muka, yakni SMP N 4 Solo, SMP Al Azhar Syifa Budi dan Mts N 1 Solo. 

"Yang jelas untuk SMP N 4 itu ada 140 siswa kelas IX, gurunya 65 orang dan nanti di-swab semua. Selama 14 hari nanti kalau tidak ada perkembangan diteruskan," kata dia.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurut Rudy, nantinya dalam kegiatan pembelajaran tatap muka seluruh siswa tidak bisa masuk kelas secara bersamaan sehingga akan dibagi menjadi dua sesi. Yakni, separuh siswa mengikuti pembelajaran tatap muka dan separuh siswa lainnya mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring.

"Jadi nanti sekolahnya selama 14 hari, setelah dua minggu nanti ganti orang dan terus di-swab lagi. Selama inkubasi 14 hari itu bagaimana, ada perkembangan klaster enggak? Karena virus ini enggak kelihatan jadi susah untuk mendeteksi, jadi deteksinya dengan swab itu," ucapnya.

Lantas, jika nanti tidak muncul klaster baru dalam kegiatan pembelajaran tatap muka itu dan siswa dinyatakan aman tidak ada yang terpapar COVID-19, maka nantinya jumlah siswa yang masuk ke sekolah akan ditambah oleh siswa kelas VIII.

"Nanti 14 hari lagi di-swab lagi tidak terpapar berarti sekolahan aman. Nanti yang baru berikutnya 140 siswa di-swab lagi. Kalau dua-duanya (semua siswa satu kelas) aman baru dinaikkan kelas VIII ikut masuk," ujarnya.

Baca: Kota Malang Kembali Buka Sekolah Jika Turun ke Zona Kuning COVID-19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya