Biaya Konstruksi Jalan di Food Estate Kalteng Capai Rp792 Miliar

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
Sumber :
  • VIVAnews / Eduward Ambarita

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan meningkatkan konektivitas jalan raya menuju lokasi pengembangan lumbung pangan baru atau kawasan food estate, di Provinsi Kalimantan Tengah.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, upaya peningkatan konektifitas tersebut mencakup perbaikan kualitas jalan dan jembatan menuju Daerah Irigasi (DI) Dadahup di Kabupaten Kapuas, dan DI Belanti di Kabupaten Pulang Pisau dengan total panjang 76,8 kilometer.

"Pekerjaan tersebut diperkirakan akan membutuhkan anggaran sebesar Rp792,37 miliar melalui kontrak tahun jamak," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 November 2020.

Rencana Food Estate di Kepulauan Seribu, Heru Budi Bilang Begini

Basuki menjelaskan, progres saat ini masih dalam tahap lelang, yang ditargetkan akan ditandatangani kontrak konstruksinya pada pertengahan November 2020 mendatang.

Baca juga: Jokowi Minta Food Estate di Sumut Ditanami Kentang dan Bawang

Heru Budi Berencana Bangun Food Estate di Kepulauan Seribu Tahun Depan

Direncanakan total panjang jalan yang akan ditangani untuk meningkatkan konektivitas menuju DI Dadahup mencapai 34,68 km. Seluruhnya akan dibagi menjadi tiga paket pekerjaan dan peningkatan kondisi jembatan kawasan DI Dadahup sepanjang 60 meter, dengan alokasi anggaran Rp336,96 miliar. 

Selanjutnya, untuk konektifitas menuju DI Belanti, direncanakan total panjang yang akan ditangani mencapai 41,85 km. Pengerjaannya akan dibagi menjadi lima paket pekerjaan, dan peningkatan kondisi jembatan kawasan DI Belanti sepanjang 170 meter, dengan alokasi anggaran Rp455,41 miliar.

"Sementara untuk perluasan kawasan food estate yang akan ditanami singkong di Kabupaten Gunung Mas, kita akan bangun jalan utama 10 km di dalam kawasan prioritas 2.000 hektare, dan jalan sekunder 25 km dengan perkiraan anggaran Rp336,91 miliar," ujarnya.

Diketahui, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalteng sendiri telah melakukan survei topografi sepanjang lebih dari 10 km, pada kawasan 2.000 ha yang masih belum dibebaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya