Muncul Masyumi Reborn, PAN: Umat Perlu Keguyuban

Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh. Nadlir

VIVA – Partai Masyumi kembali dideklarasikan di Aula Masjid Furqon, Jakarta Pusat pada Sabtu, 7 November 2020. Deklarasi Partai Masyumi ini memantik reaksi dari sejumlah elite politisi Tanah Air seperti Partai Amanat Nasional (PAN).

Kenang Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra: Sering Disebut 'Sosialis', Rizal Sebenarnya Religius

"Enggak apa-apa, bagus aja. Sejatinya begitu (mewarnai politik nasional)," kata Wakil Ketua Umum DPP PAN, Yandri Susanto, di Ponpes Al-Mubaroq, Kota Serang, Banten, Selasa 10 November 2020.

Yandri berharap dengan kemunculan beberapa parpol berideologi agama maka umat tak terbelah. Kata dia, dengan kemunculan sejumlah parpol berideologi agama itu justru harus memunculkan sinergi.

Ngamuk Al Zaytun Dituding Sesat, Ngabalin: Ponakan Saya Sekolah di Sana

"Tapi yang paling penting aspirasi umat ini tidak saling melemahkan. Justru kemunculan beberapa partai Islam, harus menjadi energi berbarengan, bukan energi masing-masing," jelas Ketua Komisi VIII DPR itu.

Baca Juga: Masyumi Reborn Dideklarasikan, Yusril: Membesarkan Partai Tidak Mudah

Ngabalin Sewot Polemik Al Zaytun Bawa-bawa Moeldoko Hingga Jokowi

Pun, ia menyampaikan harapan lainnya dengan kemunculan Masyumi Reborn maka bisa membuat adem kancah politik.

"Karena umat perlu keguyuban politisi di tingkat nasional. Jadi, tidak saling mencela satu partai lainnya, terutama partai berbasis Islam," jelasnya.

Untuk diketahui, sejumlah tokoh berada di balik deklarasi Partai Masyumi seperti Cholil Ridwan yang merupakan pimpinan Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). Deklarasi dilakukan di aula Masjid Furqon, Jakarta Pusat, Sabtu, 7 November 2020.

Mereka mengistilahkan deklarasi ini seperti Masyumi Reborn. Sejumlah tokoh diproyeksikan memiliki calon Majelis Syuro, antara lain mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban.

Selain itu, kemungkinan tokoh lain seperti Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi.

Meski dibubarkan pada 1960 saat era Presiden Sukarno, tapi Partai Masyumi pernah kembali muncul dan ikut Pemilu 1999. Begitupun dengan nama Partai Masyumi Baru yang juga berpartisipasi pada Pemilu 1999. Namun, pencapaian Partai Masyumi dan Masyumi Baru sama-sama gagal di Pemilu 1999. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya