Ketua Umum Partai Gelora: Kita Butuh Semangat Nasionalisme yang Baru

Ketua Umum Partai Gelora di Museum NU Surabaya pada Selasa, 10 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta berkunjung ke Museum Nahdlatul Ulama Surabaya di Jalan Gayungsari pada Selasa, 10 November 2020. Bersama pengurus partai Gelora lainnya, Anis sengaja menengok Museum NU guna mengenang jasa para pejuang kemerdekaan dari kalangan santri di momentum Hari Pahlawan.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Di Museum NU Surabaya, Anis bersama rombongan menyusuri lorong demi lorong yang menyuguhkan berbagai benda bersejarah dan dokumentasi yang berkaitan dengan berdirinya NU dan perjuangan para tokohnya dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.

Mantan politikus PKS itu juga melihat-lihat foto dan lukisan para tokoh NU, sejak era para pendiri Hasyim Asy'ari, Wahab Chasbullah, As'ad Syamsul Arifin, hingga Abdurrahman Wahid alis Gus Dur. Terlihat Anis begitu meresapi setiap apa yang dilihatnya di Museum NU itu.

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

"Kunjungan ke Museum NU ini bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional. Ini adalah momentum paling emosional dalam sejarah bangsa kita. Karena pekik takbir Bung Tomo dan Resolusi Jihad NU adalah perlambang bagaimana cinta Tanah Air dan keyakinan agama menyatu. Bagaimana semangat nasionalisme dan semangat jihad menyatu," katanya.

Hal itu, lanjut Anis, menunjukkan bahwa sejarah bangsa Indonesia berdiri di atas landasan agama dan nasionalisme. "Sekarang dan di masa yang akan datang tidak akan ada yang bisa memisahkan antara agama dan negara, antara agama dan nasionalisme," ujarnya.

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

Ia lantas mengingatkan peran Hasyim Asy'ari dalam perang kemerdekaan dahulu. "Dan ketika Hadratusy Syaikh (Hasyim Asy'ari) memfatwakan bahwa mempertahankan kemerdekaan, membela Tanah Air, adalah jihad fii sabiilillah, itu adalah momentum paling emosional yang menyatukan agama dan negara, semangat jihad dan semangat nasionalisme," ujar Anis.

Atas dasar pandangan seperti itulah Anis mengaku beralasan mengunjungi Museum NU di Surabaya. "Kami ke sini untuk memperingati dan kita ingin membangun kembali semangat kepahlawanan ini. Karena sekarang, terutama ketika kita menghadapi krisis, kita membutuhkan semangat nasionalisme yang baru, yang asasinya cinta kita kepada Tanah Air, keyakinan agama dalam waktu yang sama, kemudian cita-cita sejarah baru kita hari ini dan masa akan datang," ujarnya. 

Baca: Film Animasi Battle of Surabaya, Rasa Milenial Maknai Hari Pahlawan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya