Ngeri! 75 Persen Narapidana di Sumut Tersangkut Kasus Narkotika

Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Angka penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara paling tertinggi di Indonesia. Hal itu terungkap dari total keseluruhan narapidana yang ada di Sumut, dimana 75 persen merupakan warga binaan kasus narkotika

Terungkap, Polisi Sebut Chandrika Chika Sudah Setahun Lebih Pakai Ganja: Menganggapnya Hal Lumrah

Menurut Kapolda Sumut, Inspektur Jenderal Martuani Sormin, ada indikasi bahwa dari 34 ribu narapidana di Sumut, 24 ribu di antaranya adalah pelaku penyalahgunaan narkotika. 

"Berarti kurang lebih 75 persen narapidana kita adalah pelaku tindak pidana narkotika," kata Irjen Martuani Sormin kepada wartawan di Mako Polda Sumut, Rabu, 11 November 2020.

Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan

Martuani mengatakan, secara geografis Sumut merupakan lokasi strategis untuk pendistribusian narkoba berbagai jenis seperti sabu dan pil ekstasi. Karena, provinsi ini menjadi daerah persinggahan dan transit, sebelum diedarkan ke berbagai daerah di Tanah Air ini.

"Sumut tidak lagi hanya sebagai lintasan, tetapi sudah menjadi pusat pasar untuk tindakan penyalahgunaan narkotika," ujar jenderal polisi bintang dua.

Terungkap Home Industry Sabu di Pasuruan Jatim Sudah Beroperasi 4 Bulan

Dalam pemberantasan narkoba, Martuani mengungkapkan bukan tugas dari pihak kepolisian dan BNN saja, tapi  menjadi tugas kewajiban bersama seluruh pihak.

"Untuk itu saya minta peran media untuk mengedukasi masyarakat agar pro aktif apabila ada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tindak pidana narkotika supaya melapor apakah ke BNN Sumut atau Polda atau melalui bandara. Kita akan lakukan penindakan dalam rangka melindungi generasi muda warga Sumut," ujar Martuani.

Martuani menegaskan seluruh jalur yang menjadi masuknya distribusi barang dari luar Sumut akan tetap dilakukan pengawasan maksimal oleh pihak kepolisian Sumut dan jajaran. Termasuk di wilayah perairan pantai barat Sumatera yang masih menjadi jalur peredaran narkotika terbanyak selama ini juga dilakukan pengawasan lebih ketat.

Dengan ini, Martuani berharap masyarakat dan nelayan yang tinggal di perairan laut untuk pro aktif memberikan informasi kepada pihaknya tentang upaya peredaran narkotika. Tapi, jangan sampai terlibat di dalamnya sebagai kurir narkoba.

"Namun untuk rute yang digunakan oleh para sindikat dengan jalur darat, itu rata-rata relatif kecil. Sementara yang laut pasti di atas 10 kilogram. Mereka ini adalah sistem sel dan tidak saling mengenal," ujarnya.

Baca juga: Lewat Botol Losion, 6 Paket Sabu Gagal Diselundupkan ke Rutan di Aceh

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya