Laju Deformasi Rata-rata Gunung Merapi 12 Cm per Hari

Seorang warga mengamati Gunung Merapi dari kejauhan di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, mengungsi setelah mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi pada Sabtu, 14 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi terus dilakukan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Dari hasil pemantauan pada Rabu, 18 November 2020, BPPTKG mencatat 5 kali terdengar suara guguran dari Gunung Merapi. Suara guguran ini terdengar dari 3 pos pengamatan.

"Suara guguran terdengar dari Pos Babadan, Jrakah dan Kaliurang sebanyak lima kali. Suara guguran dengan intesitas sedang hingga cukup," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 19 November 2020.

Merinding! Kisah Nyata Konser Ghaib di Kaki Gunung Merapi, Penonton Hening Tanpa Ekspresi

Pada 18 November tercatat ada 68 kali gempa guguran yang terjadi di Gunung Merapi. Selain itu, terjadi pula kegempaan low frequency sebanyak 1 kali.

Kegempaan hybrid atau fase banyak di Gunung Merapi terjadi sebanyak 242 kali. Kegempaan vulkanik dangkal terjadi sebanyak 31 kali. Sementara gempa tektonik terjadi dua kali dan gempa embusan sebanyak 39 kali.

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

"Untuk deformasi Gunung Merapi, laju rata-rata deformasi EDM Babadan sebesar 12 cm per hari," katanya.

Status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga atau level III pada 5 November 2020. Dari peningkatan status ini, BPPTKG merekomendasikan radius bagi aktivitas warga adalah 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Baca: Kawah Gunung Merapi, Asap Tebal Membumbung dan Suara Gemuruh Terdengar

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya