Pesan Kepala BNPB bagi Warga Lereng Merapi yang Masih Enggan Mengungsi

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo saat ditemui di tempat pengungsian sementara di Balai Desa Balerante, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 19 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) tidak bisa memaksa kepada warga lereng Gunung Merapi yang masih bertahan tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III untuk mengungsi di tempat pengungsian. Padahal gunung paling aktif di Indonesia itu statusnya naik ke level III atau siaga.

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Pantauan VIVA, sejumlah warga masih terlihat mencari rumput untuk pakan ternak sapi miliknya. Mereka mengangkut rumput itu dengan menggunakan sepeda motor. Padahal para warga itu tinggal di KRB III Gunung Merapi di Desa Balerante yang meliputi, Dusun Ngipiksari, Sambungrejo, Gondang, dan Sukorejo.

Salah satu warga Sambungrejo, Widodo, mengatakan, warga masing tenang dan bertahan di rumahnya lantaran belum melihat tanda-tanda aktivitas Gunung Merapi yang cukup signifikan. Dengan kondisi seperti itu, warga pun memutuskan tetap beraktivitas seperti hari-hari biasanya untuk mencari rumput pakan ternak.

Merinding! Kisah Nyata Konser Ghaib di Kaki Gunung Merapi, Penonton Hening Tanpa Ekspresi

“Mereka belum melihat tanda-tanda yang menakutkan dari atas puncak Gunung Merapi, jadi warga tetap beraktivitas seperti biasa tapi tetap waspada dengan kondisi tanda-tanda yang dilihat langsung dari Merapi,” kata dia, Kamis, 19 November 2020.

Terkait adanya warga yang masih memilih bertahan dan enggan turun ke tempat pengungsian, Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, dibutuhkan kerja sama semua pihak karena saat ini situasinya masih dalam kontrol. Dengan demikian kemungkinan risiko bahaya masih relatif aman, sehingga prioritas utama untuk evakuasi adalah kelompok rentan.

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

“Prioritas memang kelompok rentan tadi. Nah, masyarakat yang secara fisik masih sehat, kemudian usianya masih muda masih tetap beraktivitas sebagaimana biasanya,” kata Doni di tempat pengungsian sementara Balai Desa Baleranre, Kamis, 19 November 2020.

Selain itu, dia mengimbau warga yang masih bertahan itu memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi dengan mendengarkan sinyal seismograf melalui radio panggil yang dipancarkan dari Pos Pantau Induk Balerante. Adanya pos pantau itu masyarakat bisa setiap saat mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Merapi terkini.

“Tadi kami juga berkunjung ke pos pemantauan yang bisa mendapatkan informasi secara real time. Jadi kalau situasinya puncak Gunung Merapi ada yang patah atau longsor itu akan segera diketahui oleh masyarakat,” katanya.

Baca juga: Helikopter Disiagakan di Yogyakarta untuk Antisipasi Gunung Merapi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya