Membumikan Pendidikan Vokasi, Vokatalks Perdana Digelar

Vokatalks edisi pertama yang digelar Vokasinesia
Sumber :
  • Vokasinesia

VIVA – Pandangan sebagian masyarakat tentang Perguruan Tinggi Vokasi kalah bergengsi ketimbang Universitas masih sulit dihindari. Padahal, lulusan vokasi dianggap jauh lebih terampil, adaptif, dan terpenting siap bekerja.

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Merespons pandangan tersebut, Vokasinesia menggelar Vokatalks, yakni program bincang-bincang dan tukar pikiran santai mengenai dunia vokasi di Indonesia. Tujuan dari pelaksanaan ini diharapkan pesan dan pandangan masyarakat terhadap pendidikan vokasi kini mampu berubah.

Vokatalks merupakan salah satu program dari Vokasinesia yang merupakan wadah atau platform media alternatif yang menyediakan informasi terbaru seputar dunia pendidikan vokasi di Indonesia.

Muhadjir Effendy Koordinasi dengan Kemendikbud soal 33 Kampus Diduga Terlibat TPPO

Vokatalks edisi pertama dibuka dengan bincang santai pendidikan vokasi bertema “Apa Sih Enaknya Vokasi? yang digelar pada Rabu, 25 November 2020, dan disiarkan langsung dari kanal resmi Vokasinesia.

Hadir dalam vokatalks edisi pertama, Kemal Vivaveni Mochtar selaku pemandu acara, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras Dudi), Dr. Ahmad Saufi, S.Si., M.Sc. selaku narasumber utama, dan narasumber lain yakni, Chief Engineer The Mulia Villa & Resort Bali, Dewa Made Juli Wiradnyana (alumni Politeknik Negeri Bali).

Hadirkan Perguruan Tinggi Berbasis Karakter, Universitas UAG Resmi Dilaunching

Saufi mengatakan, munculnya stigma pendidikan vokasi selama ini lantaran pemahaman masyarakat terkait keunggulan kuliah di Politeknik atau Sekolah Vokasi masih minim. Padahal, kata Saufi, saat ini Pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul fokus pada penguatan pendidikan vokasi. Direktorat Mitras DUDI, ucap Saufi, menjadi katalisator bagi terjalinnya link and match dengan industri.
 
“Memilih pendidikan vokasi itu banyak keuntungannya. Kita akan dilatih beradaptasi dengan kultur industri dan dunia kerja. Sehingga ketika lulus, langsung siap kerja. Keuntungan lainnya, lulusan vokasi dibekali dengan sertifikat kompetensi yang akan menjadi modal ketika memasuki dunia kerja,” ujar Saufi.

Saufi pun menegaskan, para orang tua tidak perlu ragu untuk menyekolahkan anaknya di jalur pendidikan vokasi. Jika tujuannya untuk cepat bekerja, pendidikan vokasi menjadi pilihan terbaik, termasuk dalam penguasaan hard skill dan soft skill. Pendidikan vokasi juga menawarkan beragam bidang dengan program studi yang menarik.
 
Dewa Made Juli Wiradnyana, sebagai alumnus Politeknik Negeri Bali (PNB), menyampaikan pengalaman yang dirasakan. Sedari kuliah dia telah dibiasakan untuk disiplin. Hal ini karena jadwal kuliah di Politeknik yang padat, dari mulai pelajaran terori kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktik.

“Pengalaman saya kuliah di Politeknik, sistemnya enam hari masuk, satu hari libur. Kuliah satu hari bisa delapan jam, sama dengan jam kerja. Dari sini kedisiplinan sudah mulai ditempa. Kebiasaan ini sangat berguna di dunia kerja, terutama di bidang hospitality yang saat ini saya geluti,” ujar Dewa.

Dua mahasiswi vokasi inspirasional juga berbagi pengalamannya. Kedua mahasiswi itu yakni, Safiyya Aziz, jurusan komunikasi di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang saat ini aktif sebagai influencer, dan Sovia Rahmania Warda, mahasiswi jurusan D-4 Teknik Desain dan Manufaktur di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), yang saat ini menjabat sebagai CEO dan Founder CHEPYQ.ADV (Digital Creative and Advertising).

Safiyya menjelaskan, awal mula masuk Sekolah Vokasi IPB karena ingin memilih studi yang tidak hanya teoritik, tetapi lebih banyak pada praktik. Kini, meski disibukkan dengan aktivitas perkuliahan, Safiyya masih bisa mengembangkan bakatnya sebagai freelance model. Kuliah di jalur vokasi juga membuatnya tertarik untuk menjadi seorang entrepreneur.

Goals aku ingin jadi entrepreneur muda. Kuliah di vokasi membuatku banyak belajar berbagai skill. Karena aku juga tidak terlalu suka belajar yang hanya teori, aku merasa cocok kuliah di vokasi,” kata Safiyya.

Sementara itu, bagi Sovia, mahasiswa Politeknik juga bisa meraih berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Saat ini, Sovia bahkan sedang mengikuti lomba pemodelan bisnis yang diselenggarakan Kemendikbud.

“Salah satu yang menarik kuliah di Politeknik adalah kedekatan dengan industri. Di Desain Manufaktur, aku belajar dari mulai merancang, mendesain, hingga membuat kapal, dan PPNS memiliki bengkel yang lengkap untuk para mahasiswa dapat melakukan praktik,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya