Emak-emak Aksi Bela Bu Risma Lawan Video Yel-yel Hancurkan Risma

Aksi emak-emak bela bu Risma di Surabaya.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Puluhan emak menggelar aksi 'Bela Bu Risma' di depan Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 27 November 2020. Mereka beraksi sebagai respons atas aksi sekelompok orang beratribut paslon Machfud Arifin-Mujiaman yang meneriakkan yel-yel 'Hancurkan Risma' dan videonya viral.

OJK Ingatkan Emak-emak Hati-hati Terjerat Rentenir: Bunganya Luar Biasa Mencekik Leher

Emak-emak beraksi karena geram atas video yel-yel tersebut. Sejumlah poster mereka bentangkan. Di antaranya, “Bu Risma simbol keberhasilan Suroboyo”, “Dasar preman prematur. Sopo sing arep koen ancurno??? (siapa yang akan anda hancurkan). Emak-emak Suroboyo??? Ikiloh musuhmu!!! (Ibu-ibu Surabaya??? Inilah musuhmu) Emak-emak Suroboyo”, dan lainnya. 

Koordinator aksi, Renny Anjani, dalam orasinya mengatakan, hanya orang-orang yang tak beretika yang mau menghancurkan seorang perempuan berprestasi yang sukses membangun Surabaya. Ia mempertanyakan mereka yang ber yel-yel 'Hancurkan Risma' tidak mengetahui keberhasilan Risma membangun Surabaya. 

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

“Kita masyarakat Surabaya dengan ketulusan hati menikmati buah karya pembangunannya. Ya Bu Risma! Perempuan tangguh itu membangun Surabaya tidak hanya sekadar badannya. Tetapi jiwa Surabaya dibangun dengan hatinya pula,” kata Anjani.

Ia juga mempertanyakan kepantasan kelompok yang menyerang Risma dengan hujatan itu. "Lisanmu menunjukkan ketidakpantasanmu sebagai warga kota yang bermartabat. Bu Risma itu ibumu, juga ibuku, ibu kita semua warga Surabaya yang hendak kalian hancurkan,” tegas Anjani. 

Emak-emak Hadang Alat Berat Tolak Pembongkaran Pasar Kutabumi

Sebelumnya, video berdurasi 19 detik dengan yel-yel 'Hancurkan Risma' viral di media sosial. Dalam video itu terdapat sekelompok orang dengan atribut paslon nomor urut 2 Pilkada Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman, dan kelompok kaus hitam-hitam bergambar banteng yang identik dengan massa Banteng Ketaton. Terdapat juga kader senior PDI-Perjuangan yang telah dipecat, Mat Mochtar.

Mat Mochtar mengakui soal video itu dan dibuat pada Rabu, 25 November 2020. "Videonya kemarin, masih baru. Aku yang dihancurno sampai dipecat, sing menghancurkan saya Bu Risma. Daripada aku hancur ya Bu Risma tak hancurno (saya hancurkan), timbang PDIP sing hancur (yang hancur)," katanya. 

Putra Risma, Fuad Benardi, mengaku sedih dengan beredarnya video tersebut. Padahal, kata dia, ibunya sudah tidak berkontestasi lagi di Pilkada Surabaya kali ini. 

"Kenapa nama ibu yang dibawa-bawa sampai mau dihancurkan. Hancurkan itu bermakna dua, pertama menghancurkan secara fisik dengan cara kekerasan, kedua menghancurkan program yang sudah berjalan," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya