Alasan Mengejutkan Dokter Gamal Albinsaid Kepincut Gabung ke PKS

Dokter Gamal gabung ke PKS
Sumber :
  • Dok. PKS

VIVA –  Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengumumkan susunan kepengurusan periode 2020-2025. Dari susunan itu, terdapat kejutan karena ada nama aktivis sociopreneur Dokter Gamal Albinsaid yang menjadi Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS.

Tolak Pengesahan UU DKJ, PKS Bilang Gedung DPR Belum Dibangun di IKN

Gamal diumumkan PKS saat acara puncak musyawarah nasional atau Munas V PKS di Bandung, Minggu, 29 November 2020.

Gamal punya alasan mau menjadi Ketua DPP PKS. Menurutnya, meski ia dari daerah, PKS tetap beri perhatian, dan kepercayaan. 

Ini 7 Hal yang Menghambat Datangnya Rezeki, Nomor 3 Sering Dilakukan

"Jadi, saya ingin berpesan kepada generasi pemuda di negeri ini. Tidak peduli usia kita, siapapun yang punya ide dan gagasan, mereka punya tempat untuk mengabdi di negeri ini," kata Gamal seperti disampaikan dalam keterangan resmi DPP PKS yang dikutip pada Senin, 30 November 2020.

Baca Juga: Panas, Politikus PKS ke Kapitra: Sumbu Anda Pendek

Terima Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Sekjen PKS: Masalah Hukum Itu Lain Ceritanya

Dia melanjutkan ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap budaya partai politik. Tapi, ia menilai PKS punya budaya merit sistem sehingga punya keseriusan.

"Jadi, PKS ingin memberikan pesan kepada generasi muda Indonesia. Partai ini memberikan keadilan peluang. Partai ini memberikan kesempatan yang sungguh-sungguh dan berkomitmen," jelas Gamal.

Pun, Gamal menambahkan sudah berdiskusi dengan pimpinan PKS sebelum menerima masuk kepengurusan. Bagi dia, anak muda tak boleh jadi objek politik. Namun, harus sebagai pelaku bersama partai politik dengan membuat program yang menjawab persoalan.

"Konsepnya adalah PKS tidak menjadikan milenial sebagai objek, tidak melihatnya sebagai mangsa politik. Tidak melihatnya sebagai target politik. Tapi, kita melihatnya sebagai subjek politik," ujar Gamal.

Dia menyampaikan dengan basis berpikir seperti itu akan membuat milenial punya orientasi dalam berpolitik.

Kemudian, ia menambahkan, ada data soal kebutuhan dan persoalan anak-anak muda Indonesia. Ia bilang hanya 2,7 persen anak muda yang suka politik. Dan, hanya 11 persen yang mau bergabung dengan partai politik. 

"Lalu apa yang mereka butuhkan? 69,1 persen mereka menyatakan mereka suka wirausaha. Sebanyak 20,5 persen mengatakan butuh lapangan kerja," sebut Gamal.

Maka itu, ia mengatakan agar parpol jangan mendekati milenial dengan gaya berpakaian atau gaya bermedia sosial. Namun, dengan pendekatan yang menawarkan program untuk menyelesaikan masalah. 

"Saya yakin Indonesia sedang memasuki sebuah era baru di mana nilai penghormatan bukan diberikan lagi kepada orang-orang yang memiliki kebebasan finansial tapi kepada mereka anak muda yang memiliki ide, gagasan dan kepedulian," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya