Curahan Hati Menggetarkan Satgas COVID-19 Banten

Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (13/7/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fauzan

VIVA – Tiga dari empat daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak di Banten, berubah status menjadi zona merah penyebaran COVID-19. Jika sebelumnya hanya Kota Cilegon, kini Kabupaten Serang dan Kota Tangerang Selatan berubah warna dari oranye menjadi merah.

Pj Gubernur NTB Maju di Pilkada, Mendaftar Lewat Nasdem

Hanya Kabupaten Pandeglang yang masih berstatus zona oranye sebagai daerah pelaksana pilkada serentak pada 9 Desember 2020. Total, ada empat zona merah penularan corona di Banten, yakni Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.

"Masyarakat belum berdisiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) COVID-19, hal ini diperburuk oleh perilaku masyarakat yang berkerumun sehingga meningkatkan risiko penularan," kata juru bicara Satgas COVID-19 Banten Ati Pramudji Astuti melalui keterangan resminya, Selasa, 1 Desember 2020.

Golkar Bertemu PKS, Peluang Koalisi di Pilkada Sumatera Utara Terbuka?

Baca: IDI Ungkap Pemicu Hasil Tes COVID-19 Bisa Berbeda

Wanita yang menjabat Kepala Dinas Kesehatan Banten itu juga memberikan data pertambahan pasien COVID-19, pada 28 November 2020, pasien terkonfirmasi positif sebanyak 12.921 orang dengan penambahan harian berjumlah 151 pasien.

Golkar Harus Cari Habibie Baru bila Ingin Menang Absolut pada Pemilu 2029, Menurut Pengamat

Pada 29 November, pertambahan hariannya sebanyak 275 pasien dengan terkonfirmasi positif berjumlah 13.196 orang. Selanjutnya pada 30 November, pertambahan kasus hariannya sebanyak 143 orang dengan total 13.339 pasien. Sebanyak 10.923 di antaranya sembuh, 395 meninggal dunia, dan 2.021 masih dalam perawatan.

Pemerintah Provinsi Banten pun kembali memperingatkan masyarakat yang makin lengah dan enggan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Bahkan, ruangan isolasi dan rumah sakit pun nyaris penuh merawat pasien terinfeksi corona.

"Masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan COVID-19, seperti tak memiliki empati, padahal telah ada banyak korban kasus COVID-19 sampai ruang isolasi dan ICU COVID RS dan tempat karantina pun sudah penuh," katanya.

Ati meminta masyarakat tidak takut untuk menjalani rapid test atau swab untuk menekan tingkat penularan corona di Banten. Jika berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) hanya akan diisolasi dan mendapatkan perawatan medis agar segera pulih kembali.

"Masyarakat takut melakukan tes corona ketika sudah memiliki gejala terjangkit COVID-19. Padahal, jika masyarakat dites, dan positif, akan dilakukan isolasi dan mencegah penularan kepada orang lain," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya