BPPTKG Pantau Tekanan Magma Gunung Merapi 1,3 Km di Bawah Puncak

Gunung Merapi diamati dari Desa Balerante, Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis, 19 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan Gunung Merapi. Dari pemantauan, BPPTKG Yogyakarta memprediksi sumber tekanan magma Gunung Merapi saat ini ada di kedalaman 1,3 kilometer dari puncak.

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Penyelidik Bumi BPPTKG Yogyakarta, Nurnaning Aisyiah, membenarkan adanya prediksi sumber tekanan magma Gunung Merapi ada di kedalaman 1,3 kilometer dari puncak. Prediksi ini, kata Nurnaning, berdasarkan pada hasil data kecepatan deformasi atau penggembungan pada tubuh gunung berdasarkan pengukuran electronic distance measurement (EDM).

Nurnaning merinci, BPPTKG Yogyakarta membagi kecepatan deformasi ini dalam enam periode. Pada periode I-III, sambung Nurnaning, yakni Juni hingga pertengahan Oktober 2020 menunjukkan lokasi sumber tekanan berada di kisaran 5,9 kilometer di bawah puncak. Sementara itu, pada periode IV-VI atau akhir Oktober hingga 2 Desember 2020, menjadi 1,3 kilometer di bawah puncak gunung.

Merinding! Kisah Nyata Konser Ghaib di Kaki Gunung Merapi, Penonton Hening Tanpa Ekspresi

"Dari akhir Oktober sampai sekarang kami menduga bahwa sumber tekanan sudah relatif berada di lokasi yang lebih dangkal dibandingkan periode sebelumnya," kata Nurnaning dalam siaran informasi BPPTKG Yogyakarta, Rabu 2 Desember 2020.

Baca juga: Kasus Pembelian Lahan Pemprov DKI di Era Ahok Kembali Disidangkan

Erupsi Gunung Merapi, Wilayah Boyolali Diguyur Hujan Abu

Perkiraan ini, lanjut dia, diperkuat melalui hasil pemantauan termutakhir memanfaatkan global positioning system (GPS). “Hasilnya, sumber tekanan di gunung itu berada pada lokasi dangkal antara 1 sampai 2 kilometer. Hasil ini konsisten, bersesuaian dengan hasil EDM," tutur Nurnaning.

Selain dengan pemantauan EDM dan GPS, BPPTKG Yogyakarta juga melakukan pemantauan dengan mengoptimalkan satelit. Dari pemantauan satelit ini pun diperoleh informasi magma yang kian mendekati area permukaan.

Nurnaning menambahkan, dari hasil pemantauan satelit ada penggembungan atau pengangkatan area di puncak Merapi seluas 100 ribu meter persegi berdasarkan pengambilan foto melalui citra satelit.

"Sesuai dengan hasil EDM bahwa diduga ada migrasi magma dari sumber yang dalam menuju dangkal," tutur Nurnaning.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya