Vaksinasi dan 3M Putus Mata Rantai Penyebaran COVID-19

Dialog produktif bertema Siapkan Kedatangan Vaksin.
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengisyaratkan jika proses pembuatan vaksin COVID-19 dapat dipercepat dalam situasi pandemi ini. Tapi vaksin tidak akan optimal jika 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tidak dilakukan dengan disiplin.

Investasi di Indonesia, Menperin Ingatkan Apple harus Penuhi Aturan TKDN

Hal itu ditegaskan Pakar Imunisasi, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dikutip Jumat, 4 Desember 2020.

Baca juga: Sri Mulyani Tetapkan Tarif Baru Pungutan Ekspor Kelapa Sawit

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

“Membuat vaksin itu luar biasa sulit, prosesnya panjang. Untuk vaksin COVID-19 kita tidak bisa menunggu lima hingga sepuluh tahun. Itu sebabnya dari Badan Kesehatan Dunia dimungkinkan untuk vaksin dipercepat, tetapi bukan berarti prosesnya asal-asalan,” ujarnya.

Dia mengatakan, proses pembuatan vaksin sangat rumit dan dengan prinsip kehati-hatian. Aspek keamanan dan keampuhan juga merupakan hal yang diperhatikan dalam melakukan vaksinasi COVID-19. Sejauh ini vaksin COVID-19 sudah menunjukkan angka keberhasilan, dan siap digunakan di beberapa negara. 

Lebaran Tinggal Menghitung Hari, Intip 4 Jenis Sheet Mask yang Bikin Wajah Glowing

Namun dr Elizabeth menegaskan, vaksinasi tidak menjamin 100 persen orang tersebut tidak tertular. Walaupun divaksin dengan vaksin yang sangat ampuh, tidak menjamin antibodi terbentuk sepenuhnya. Oleh sebab itu, walaupun sudah divaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dijaga.

“Seluruh protokol kesehatan yang dipakai semua negara berasal dari WHO. Protokol tersebut juga tidak asal dan harus dibuktikan dengan penelitian. Oleh sebab itu, jika melakukan disiplin 3M maka risiko penularan akan sangat minim,” katanya mengingatkan.

Penelitian WHO menyatakan bahwa jika tidak menggunakan masker maka kemungkinan tertular 100 persen. Jika hanya menggunakan masker kain biasa, maka bisa menurunkan risiko tertular 45 persen.

Kalau menggunakan masker bedah dapat menurunkan risiko tertular 70 persen. Dan jika menjaga jarak aman minimal 1,5 meter, bisa menurunkan risiko 80 persen. Mencuci tangan juga dapat menurunkan risiko tertular 35 persen.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya