Diisukan Ikut Korupsi Ekspor Benih Lobster, Hashim: Saya Difitnah

Hashim Djojohadikusumo
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Nama adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, diseret-seret dalam kasus korupsi benih lobster, yang menyeret mantan Menteri KKP Edhy Prabowo.

Sandra Dewi Ogah Bahas Kekayaan Suami, Tahu Harvey Moeis Korupsi?

Isu ini membuat geram Hashim, yang merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Hashim mengatakan, merebaknya informasi itu membuatnya tersudutkan. Dia  merasa dizalimi. Informasi tersebut seolah perusahaannya yang bergerak di bidang budidaya benih lobster turut diseret-seret dalam pusaran kasus tersebut.

Sandra Dewi Ngaku Takut Tuhan, Suami Malah Korupsi Rp271 Triliun

“Saya atas nama Djojohadikusumo, saya prihatin dan saya merasa dizalimi, merasa dihina dan difitnah. Anak saya sangat merasakan,” ujar Hashim saat konferensi pers di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Jumat, 4 Desember 2020.

Hashim menceritakan sedikit latar belakang perusahaannya. Dia mengaku telah membangun usaha di bidang kemaritiman sejak 34 tahun silam.

Daniel Mananta Jadi Mak Comblang Sandra Dewi dan Harvey Moeis yang Kini Diduga Korupsi

Bermula usaha tersebut bergerak pada bidang budidaya mutiara. Kemudian dalam lima tahun belakangan, bisnis mutiara mengalami gangguan dan membuat perusahaan terus mengalami kerugian.

Dalam kesulitan tersebut, Hashim tidak memutus hubungan kerja (mem-PHK) para karyawan yang berjumlah 214 orang di Nusa Tenggara Barat. Dari situ kemudian muncul ide untuk melakukan diversifikasi di luar mutiara.

“Ada ide untuk teripang, lobster budidaya seperti kepiting dan sebagainya,” ujarnya.

Untuk lobster, Hashim mengaku tidak main, karena pemerintah Jokowi di periode pertama melarang. Menteri Kelautan dan Perikanan waktu itu, Susi Pudjiastuti, juga tegas melarang budidaya benih lobster.

“Menteri lama melarang budidaya lobster. Maka kami tidak melakukan, kita tidak bikin budidaya ekspor,” ujarnya.

Kemudian, sejak Edhy Prabowo menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, pemerintah memperbolehkan perusahaan untuk melakukan budidaya benur.

Namun demikian, Hashim menggarisbawahi bahwa budidaya tersebut tidak dimonopoli oleh segelintir perusahaan, termasuk oleh perusahaannya. Bahkan kepada Edhy Prabowo, yang juga sesama kader Gerindra, Hashim pernah meminta agar izin tersebut diberikan sebanyak-banyaknya.

“Saya ketemu Pak Edhy, tahun lalu. Saya bilang, Ed berapa kali saya wanti-wanti, saya usulkan diberikan izin sebanyak-banyaknya. 100 perusahaan buka saja kelompok tani, koperasi, buka saja. Karena Pak Prabowo tidak mau monopoli, saya tidak suka monopoli, dan Partai Gerindra tidak suka monopoli, sudah berapa kali saya sampaikan,” tuturnya.

Waktu kemudian terus berjalan hingga akhirnya Edhy Prabowo tertangkap penyidik KPK saat bersama rombongan yang baru saja kembali usai melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

Selanjutnya, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi mulai menjadwalkan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengusut kasus dugaan suap terkait perizinan ekspor benih lobster yang menyeret Edhy Prabowo. 

Penyidik memanggil dua petinggi PT Aero Citra Kargo (PT ACK) untuk digali keterangannya sebagai saksi. Keduanya akan dikorek keterangannya sebagai saksi untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Edhy Prabowo. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya