Letusan Gunung Semeru Masih Terjadi, Warga Diminta Waspada

Guguran awan panas Gunung Semeru
Sumber :
  • PVMB

VIVA – Gunung Semeru (3676 mdpl), Lumajang, Malang, Jawa Timur, terpantau masih ada aktivitas. Asap karena erupsi yang keluar  dari kawah, hingga mencapai ratusan meter membumbung.

Status Gunung Ruang Turun Jadi Siaga, Bandara Sam Ratulangi di Manado Kembali Beroperasi

“Letusan teramati 1 kali tinggi asap kl. 400 meter warna asap putih tebal condong ke arah utara,” kata Kepala Pusat Vulkanologi Meterologi dan Geofisika (PVMBG), Kasbani kepada VIVA di Jakarta, Sabtu, 5 Desember 2020.

Baca juga: RI Protes Keras ke Inggris Soal Benny Wenda

Aktivitas Gunung Ruang Mereda, Operasional Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal

Ia menuturkan, kondisi cuaca di daerah Gunung Semeru itu cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya, suhu udara 22 derajat celcius. 

“Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah,” ujarnya.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

“Letusan teramati  1 Kali tinggi asap 400 meter warna asap putih tebal condong ke arah utara,” tambahnya.

Saat ini, Gunung Semeru masuk Level II (Waspada). Maka dari itu, ia megimbau kepada masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah, puncak Gunung Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Serta, mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai, lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

“Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” katanya.

Kasbani juga meminta agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai  potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

“Mewaspadai ancaman lahar di  alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru (mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk),” katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya