VIVAnews - Markas Besar Polri menegaskan bahwa tersangka teroris yang tertangkap di Nangroe Aceh Darussalam pernah berlatih di luar negeri. Namun demikian, Polri memastikan tidak ada warga negara asing yang terlibat kelompok teroris itu.
"Mereka terindikasi pernah latihan di luar negeri," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang di Jakarta, Senin 1 Maret 2010.
Edward menambahkan, jumlah tersangka teroris yang ditangkap di Aceh terus bertambah. "Tapi masih dalam pengembangan tersangka lebih dari lima, tapi belum bisa dipastikan," tukasnya.
Sebelumnya, ketika dilakukan penggerebekan pada 23 hingga 24 Februari 2009 yang lalu ditemukan beberapa dokumen orang asing. Dari dokumen yang ditemukan diduga WNA itu berkewarganegaraan Afghanistan.
Namun demikian, Mengenai kewarganegaraan itu, Polri harus melakukan pengecekan ke kedutaan besar yang bersangkutan.
Penangkapan itu sendiri berlangsung sekitar 14 jam. Polisi mulai bergerak Senin 22 Februari 2010 siang usai salat dzuhur hingga pukul 04.00 WIB, Selasa 23 Februari 2010.
Sempat terjadi baku tembak saat itu, namun hanya tiga orang yang berhasil ditangkap. Polisi kini masih melakukan penyisiran di kawasan tersebut. Dalam penggrebekan ini, seorang warga bernama Kamarudin (37) tewas dan melukai seorang anak, Suheri (14).
Polda Nangroe Aceh Darussalam juga meyakini tiga orang yang ditangkap Polres Aceh Besar, adalah kelompok jaringan teroris, yang diduga kuat terkait kelompok Imam Samudera dan Noordin M Top.
Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti seperti buku berjudul 'Mimpi Suci Dibalik Jeruji Besi' karangan Al Gufron dan pakaian loreng motif Malaysia, dilokasi penangkapan di Kecamatan Kuta Malaka, daerah kawasan Janto arah Gempang, seperti ditemukannya. Di lokasi penggerebekan juga ditemukan dokumen-dokumen yang diduga milik warga negara asing.
Pada 25 Februari Polda Aceh kembali menangkap tiga orang yang diduga terkait kelompok teroris ini. Polisi juga menyita M-16, senjata rakitan dan senapan asngin beserta puluhan amunisi.
Ketiganya ditangkap di sebuah rumah warga di kawasan Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Senjata tersebut ditemukan di atas plafon beserta 17 butir pelurunya.
ismoko.widjaya@vivanews.com