Waspada, Hoax Soal Vaksin COVID-19 Banyak Beredar

Ilustrasi Vaksin COVID-19.
Sumber :
  • dokumentasi kominfo

VIVA – Sepanjang tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat lebih dari 2.000 topik hoaks mengenai COVID-19 disebarkan melalui berbagai platform media. Khususnya soal vaksin.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) juga mencatat setidaknya ada 712 hoaks terkait COVID-19. Rendahnya literasi digital masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab.

Baca juga: Erick Thohir Tegaskan Kedatangan Vaksin Hasil dari Gotong Royong

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho tak menyangkal bahwa seringkali penyebar rumor, hoaks, dan informasi salah tersebut adalah dari tokoh yang berpengaruh, misalnya dokter, tokoh agama, hingga pejabat pemerintahan.

“Yang memberikan rumor itu di antaranya yang bergelar dokter, ada bergelar profesor, ada oknum pejabat pemerintah yang di media sosialnya menyampaikan narasi-narasi yang condong ke teori konspirasi,” katanya dalam Dialog Produktif ‘Tolak dan Tangkas Hoaks’ secara virtual yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin, 7 Desember 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Septiaji menyebutkan, ada dua kelompok yang tidak percaya terkait dengan vaksin COVID-19. Pertama, kelompok yang secara tradisional, antivaksin sehingga mereka cenderung menolak semua vaksin dengan alasan keyakinan atau antisains modern.

“Kedua, mereka bukan antivaksin. Anak-anak mereka divaksin BCG, difteri lengkap, tetapi mereka cenderung percaya teori konspirasi untuk COVID-19 dan mereka bisa jadi enggan ketika ada program vaksinasi. Kami agak khawatir kelompok kedua justru besar, sehingga kelompok kedua ini harus kita perjuangkan untuk diyakinkan bahwa isu-isu itu adalah hoaks,” tuturnya.

Sejauh ini, sejumlah narasi yang berperan penting dalam mengubah keyakinan masyarakat terkait vaksin COVID-19 antara lain isu kehalalan, keamanan, rekayasa global, dan narasi politik.

Lebih lanjut, ditambahkannya, untuk menambah informasi dan peningkatan pengetahuan masyarakat, perlu dilakukan upaya meningkatkan literasi digital masyarakat yang saat ini dirasakan masih sangat rendah.

Di sisi lain, dia juga meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk segera berkolaborasi dalam menyukseskan program vaksinasi COVID-19. “Agar tercapai target vaksinasi yang luas,” ucapnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya