Penyitas COVID-19 Tegaskan Pandemi Bukan Konspirasi

Abi Satria penyintas COVID-19
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Abi Satria tidak pernah membayangkan jika suatu hari dia harus menjalani hari-hari sebagai pasien COVID-19. 

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Setelah menjalani perawatan selama dua pekan di RSD Wisma Atlet, Abi mendapat banyak pengalaman dan hikmah. Satu di antaranya adalah harus tetap disiplin protokol kesehatan dan patuh jalankan 3M karena virus Corona dapat berada di mana saja dan menyerang siapa saja.

Baca juga: Meikarta Topping Off Dua Tower di Area Distrik 2

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Hal ini diceritakan Abi Satria dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Dialog kali ini mengangkat tema ‘Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M’ dan bertempat di Media Center KPCPEN.

Mulanya, kata Abi, dia merasa di usianya kini 26 tahun ini tidak mungkin akan tertular penyakit COVID-19. Kondisi tubuhnya sehat dan dia baik-baik saja. Tapi ternyata virus tak pandang bulu. 

Investasi di Indonesia, Menperin Ingatkan Apple harus Penuhi Aturan TKDN

Begitu suatu hari kondisi tubuhnya tidak terlalu fit dan Abi tidak patuh menjalankan protokol kesehatan, Abi diserang penyakit flu.

“Gejala awal yang dirasakannya adalah pilek, demam, rasa radang namun bukan radang, dan kepala berat. Kemungkinan aku tertular saat kondisi tubuh sedang lelah, kurang tidur sehingga imunitas sedang rendah,” ujarnya dikutip Jumat, 11 Desember 2020.

Setelah memeriksakan diri dan kemudian divonis positif COVID-19, Abi dirawat selama dua minggu di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta. 

“Pada hari keenam dan ketujuh masa perawatan, aku merasakan badan dingin menggigil dan demam. Rasanya menakutkan meskipun tidak sampai pada tahap harus memakai ventilator,” ujarnya.

Menurut Abi, setelah dinyatakan negatif pun, Abi mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami down secara mental. Karena fakta bahwa dia terpapar COVID-19 sangatlah tak diduga.

“Takut untuk keluar dan muncul di publik. Dari konsultasi dengan ahli, ternyata ini juga jadi salah satu dampak psikologis karena COVID-19. Banyak juga yang tidak hanya terkena fisiknya namun juga mentalnya,” ujarnya.

Berkaca dari pengalamannya ini, Abi berpesan kepada seluruh masyarakat agar jangan egois. Karena COVID-19 bisa sanya menyerang siapa pun.

“Karena kita tidak pernah tahu kapan kita bisa tertular dan kapan kita bisa menularkan. Selalu patuhi protokol kesehatan 3M. COVID-19 itu benar ada dan nyata dan bukan konspirasi. Jangan menunggu sampai diri sendiri atau keluarga terkena baru percaya kalau COVID-19 itu ada,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya