Bupati Sumenep Penulis Kitab Fiqhul Kufid Juga Positif COVID-19

Kitab Fiqhul Kufid (Fikih tentang COVID-19) karangan A Busyro Karim, Bupati Sumenep.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Sebagai kepala daerah, Bupati Sumenep A Busyro Karim berusaha keras menekan angka kasus penularan COVID-19 di daerah yang ia pimpin, termasuk di lingkungan kerjanya. Namun pergerakan COVID-19 teramat sukar ditebak. Ia pun akhirnya terpapar. Juga istrinya, Nurfitriana, dan bayi mereka, Khadeeja.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Salah satu usaha Busyro menekan angka COVID-19 adalah menebarkan pengetahuan tentang COVID-19 dan cara mengantisipasinya melalui kitab yang ia susun, yakni Fiqhul Kufid (Fikih tentang COVID-19). Fiqhul Kufid ia susun dengan menggunakan bahasa Arab 'gundul' (tanpa tanda baca), gaya khas kitab-kitab yang biasa diajarkan dan dikaji di lingkungan pesantren.

Kitab itu ia bagi-bagikan ke pesantren-pesantren, masjid, dan majelis-majelis taklim di Sumenep. Harapannya, ulama, ustaz, santri, dan masyarakat sekitar pesantren tertarik mengkaji sehingga tumbuh kesadaran untuk mencegah penularan COVID-19. Busyro mampu menyusun Fiqhul Kufid karena ia juga dikenal sebagai ulama yang memimpin Pesantren Al Karimiyah.

Viral! Bocah 4 Tahun di Madura Tunangan, Ternyata Ini Alasannya

Baca: Tes Antigen Jadi Syarat Bepergian, Seberapa Akurat Deteksi COVID-19?

Kitab itu diterbitkan pada Mei 2020, awal COVID-19 merambah Jatim, termasuk di Sumenep. Di pendahuluan, Busyro menyebut Fiqhul Kufid disusun berdasarkan hasil kajian para ustaz di pesantren yang ia pimpin. Kitab itu dirasa perlu mengingat jumlah pesantren, masjid, dan musala di Sumenep sangat banyak: 388 pesantren, 1.564 masjid, dan 3.370 musala.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Fiqhul Kufid terdiri dari sebelas bagian. Bagian pertama membahas tentang pengertian COVID-19 dan bagian kedua tentang cara mencegah penularannya. Dijelaskan pula tentang dalil-dalil hadis yang berkaitan dengan COVID-19 (thaun), wabah di masa Nabi, memakai masker perspektif Islam, salat Jumat di masa pandemi COVID-19, cara memandikan jenazah COVID-19, dan lainnya.

Dijelaskan pada bagian pertama dalam kitab itu, "COVID-19 adalah virus yang tak kasat mata (khafiyyun) dan tidak bisa dilihat atau dideteksi kecuali dengan alat 'pembesar' khusus. Virus itu berasal atau muncul dari hewan. Virus tersebut dikenal dengan nama korona."

Tak dinyana, Busyro akhirnya terpapar COVID-19 juga. Istrinya, Nurfitriana Busyro, dan putri mereka yang masih berusia lima bulan, Khadeeja, juga terpapar. Yang mengumumkan soal paparan korona itu ialah Nurfitriana di akun Instagramnya, @fitri_busyro, pada Rabu malam, 16 Desember 2020.

Fitri tak menyebut dari mana mereka terpapar COVID-19. "Alhamdulillah, dengan ini kami sampaikan bahwa sejak Senin 14 Desember 2020, ibu dan Buya @busyrokarim menjalani isolasi di RSHU karena terkonfirmasi terkena COVID dengan gejala ringan," tulis Fitri di akun Instagram-nya.

Fitri meminta masyarakat, terutama warga Sumenep, agar mendoakan ia dan suaminya sembuh dan bebas dari virus yang mula kali ditemukan di Wuhan, China, itu. "Untuk itu kami tetap mengimbau masyarakat untuk terus ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Mohon doa nya agar segera diberi kesehatan kembali," pinta anggota DPRD Jawa Timur itu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya