16 Ribu Personel Gabungan Amankan Libur Natal dan Tahun Baru di Jatim

Persiapan personel pengamanan Operasi Lilin
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sebanyak 16.789 personel gabungan akan dikerahkan dalam pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2020. Belasan ribu personel gabungan tersebut terdiri atas Polri, TNI, pemda, dan elemen masyarakat akan mengamankan perayaan Natal dan tahun baru di Jawa Timur.

Ma'ruf Amin: Tahun Baru Imlek Momentum Perbaiki Diri

"Jajaran Polda Jatim dan jajaran mengerahkan sebanyak 8.823 personel. Anggota TNI 1.863, pemda sebanyak 3.346 personel dan elemen masyarakat 2.757," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta kepada wartawan, Senin, 21 Desember 2020.

Dalam pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2020 pada tahun ini, Nico meminta jajaran Forkopimda Jatim dan masyarakat dapat menaati protokol kesehatan.

Apa Kaitan Hujan Saat Imlek? Benarkah Bisa Bawa Hoki?

"Mengingat saat libur Nataru pada tahun ini masih di masa pandemi COVID-19. Agar kesehatan bisa dijaga dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebutkan, perayaan Natal dan tahun baru oleh masyarakat secara universal dirayakan melalui kegiatan ibadah dan perayaan pergantian tahun di tempat-tempat wisata, yang akan meningkatkan aktivitas pada pusat keramaian. 

Warga Meriahkan Pesta Kembang Api Sambut Tahun Baru Imlek di Depan Kantor Gibran

"Peningkatan aktivitas masyarakat ini tentu saja sangat berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas, gangguan kamseltibcar lantas, dan pelanggaran protokol kesehatan COvID-19," katanya.

Oleh karena itu, kata Khofifah, Polri menyelenggarakan Operasi Lilin 2020 yang akan dilaksanakan selama 15 hari, mulai dari 21 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021, dengan mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif secara humanis, serta penegakan hukum secara tegas dan profesional.

"Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal dan tahun baru dengan rasa aman dan nyaman," ujarnya.

Mantan menteri Sosial ini meminta pengamanan Operasi Lilin 2020 tidak boleh dianggap sebagai agenda rutin tahunan biasa, sehingga membuat kurang waspada terhadap setiap dinamika perkembangan masyarakat.

Apalagi di masa pandemi COVID-19 saat ini, ia meminta seluruh pihak tetap waspada dan jangan sampai kegiatan perayaan Natal dan tahun baru menimbulkan klaster-klaster baru penyebaran COVID-19.

Berdasarkan mapping kerawanan yang telah dilakukan, ada beberapa prediksi gangguan kamtibmas yang harus kita antisipasi, antara lain ancaman terorisme dan radikalisme, ancaman sabotase, penyalahgunaan narkoba, pesta miras, aksi perusakan fasilitas umum. Serta antisipasi ancaman bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, karena saat ini musim penghujan.

"Dalam kegiatan ini kita juga mengantisipasi terjadinya kamtibmas yang meresahkan masyarakat, seperti narkoba, pesta miras dan ancaman terorisme," katanya.

Baca juga: PGI Imbau Ibadah Natal Gereja Dilakukan Secara Virtual

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya