Blusukan ke Kolong Tol Pluit, Risma: Saya Ini Ibunya Pemulung

Mensos Tri Rismaharini blusukan di kolong Tol Pluit Jakarta Utara.
Sumber :
  • Kemensos RI

VIVA – Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali blusukan ke sejumlah titik kumuh di Jakarta Rabu pagi, 30 Desember 2020. Risma beserta rombongan menemui sekelompok warga yang menjadi penghuni bawah tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Kepada penghuni gubuk dan bangunan liar bawah tol Risma menyampaikan pesan sama dengan warga di bantaran kali yang sudah ditemuinya, Senin lalu. Risma memotivasi mereka agar memiliki semangat memperbaiki taraf hidup, seraya menawarkan program pemberdayaan.

Risma mempersilakan para pria penghuni bawah tol untuk meneruskan profesi sebagai pemulung. Kepada ibu-ibu akan diajari membuka usaha mikro. Risma menawarkan ibu-ibu untuk mengolah warung lele di mana peternakan dan bibit lelenya sudah dikelola di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) Pangudi Luhur Bekasi.

Mensos Risma Ungkap Anggaran Kemensos 2024 Turun, Ini Penyebabnya

"Nanti kita bisa jual, ya. Kemarin itu di Balai Pangudi Luhur itu di pinggir jalan gede. Nanti aku yang ngresmikan. Ya. Penjenengan percoyo lek aku sing ngresmikan lak akeh sing tuku (Anda semua percaya saja, kalau saya yang meresmikan akan banyak yang membeli)," kata Risma dalam keterangan persnya.

Dalam kunjungan yang didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat tersebut, Risma juga turut menyapa anak-anak dan memotivasi mereka agar menjadi anak pintar.

Otto Hasibuan soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi: Kami Fine-fine Saja

"Ayo anak-anak harus jadi anak pintar. Nanti ibu kasih beasiswa ya. Buktikan kalau kalian bisa menjadi sukses meskipun saat ini menjadi penghuni kolong tol," ujarnya.

Mantan Wali Kota Surabaya itu menekankan kepada warga yang tinggal di kolong Tol Pluit bila mau mengubah nasib memang harus melalui pendidikan. Risma mengaku telah melakukan langkah-langkah serius dan nyata untuk membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari kalangan kurang mampu selama menjadi Wali Kota Surabaya.

Seperti anak pemulung tukang batu, tukang tambal, tukang pijat. "Mereka sudah banyak yang menjadi sarjana. Nanti saya berikan beasiswa. Nanti saya beli barang-barang yang dikumpulkan ini. Saya ini ibunya pemulung," katanya.

Risma mengungkap alasannya mengapa perlu datang ke lokasi ini, semata-mata untuk mengajak mereka mengubah nasib. 

"Silakan saja, ‘saya ini pemulung bu’. Nanti saya siapkan pulungannya. Ku sing njaluk (saya yang minta). Nanti saya carikan sampah kementerian untuk penjenengan. Tapi tempatnya tidak di sini pak, karena tidak sehat. Nanti saya berikan tempat, penjenengan lihat dulu. Iku onok omah apik-apik pak (itu ada rumah bagus-bagus pak). Kosong. Aku yo isin (saya ya malu) pak. Iku onok kamare, onok ruang tamune (ada kamarnya, ada ruang tamunya)," terang Risma.

Dalam kesempatan itu, Risma juga mengajak berdiskusi perwakilan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang hadir di lokasi kunjungan. Risma berencana melibatkan mereka untuk menjangkau pelayanan terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Blusukan dan menemui gelandangan dan pemulung juga dilakukan Risma di hari pertama berdinas, Senin lalu. Seperti gaya kepemimpinannya saat menjabat Wali Kota Surabaya, Risma berdialog dengan seorang pemulung di jembatan, tepatnya di Fly Over Pramuka, Jalan Pramuka Sari II. 

Risma juga sempat blusukan ke bawah jembatan menyusuri bantaran kali. Ia menyampaikan tawaran agar para penghuni kolong jembatan itu sudi mengubah nasib. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya